Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tentang Hidup

Tak masalah ada di pihak mana anda berdiri (pekerja keras, orang yang beruntung, orang sial, miskin, bodoh, pintar atau apalah), yang terpenting yang harus kita miliki adalah kemampuan untuk mengambil hikmah dari setiap momen yang terjadi dalam hidup kita (Rofa: 2010)

Mayoritas Manusia

Kebanyakan orang ingin pergi ke tempat tertinggi dalam kehidupan ini. Tanpa mereka sadari bahwa tempat tertinggi itu menjadi tempat terendah ketika mereka menginjaknya (Rofa: 2011)

Antara Tuhan dan Kita

Salah satu bentuk rasa syukur kita yang tertinggi pada tuhan tentang akal adalah membiarkan otak kita berman-main dengan bermacam-macam ide dan berusaha menuliskannya sebagai suatu kesimpulan yang dapat digunakan oleh orang lain sebagai suatu referensi, bukan sebagai kitab suci (Rofa: 2010)

Stereotipe Negatif

Apalah artinya kekurangan dan kelemahan, jika ada hati yang menerima kita apa adanya (Rofa: 2009)

Lalu

Pada akhirnya kita semua akan menjadi pahlawan dari kisah hidup kita sendiri (Rofa: 2013)

Rabu, 25 Februari 2015

Mengapa Api Berbentuk Kerucut?

Tanggal terbit: 25 Februari 2015

Setelah sebelumnya kita membahas Bagaimana Proses Terjadinya Api?, Mengapa Air Bisa Memadamkan Api?, dan Mengapa Api Bisa Berwarna-Warni? Maka kali ini kita akan memecahkan salah satu misteri dunia. Mengapa bentuk api, secara alami, selalu kerucut atau mengkerucut ke atas?


Sebenarnya tidak benar-benar kerucut sempurna sih. Bentuknya selalu meruncing ke atas, yang paling mudah diamati adalah ketika kita menyalakan korek api. Untuk memudahkan kita dalam memahami mengapa bentuk api mengerucut, kita akan bagi prose pengerecutuan api ke dalam 2 tahap.


1. Fase Api Terbentuk dan Mencari Oksigen

Api terbentuk karena memenuhi 3 syarat utama, yaitu: bahan bakar, oksigen dan panas. Ketika ketiga syarat itu terpenuhi makan api akan terbentuk. Bentuk pertama kali api sangatlah tidak beraturan. Perhatikanlah gambar di bawah ini:


Mengapa Api Berbentuk Kerucut 1

Api tersebar ke berbagai sudut ruangan karena sedang mengkonsumsi oksigen dari berbagai arah. Dalam waktu yang sangat singkat, atau sepersekian detik kemudian terbentuk proses perpindahan api secara konveksi di udara. Proses ini menghasilkan aliran udara dari bawah ke atas.


2. Fase Api Berbentuk Kerucut

Aliran udara yang dihasilkan dari proses perpindahan panas secara konveksi ini memaksa udara mengalir dari bawah ke atas, untuk mencari tempat yang lebih dingin. Hal inilah yang menyebabkan api berbentuk kerucut. Perhatikan gambar di bawah ini untul lebih jelasnya:
Mengapa Api Berbentuk Kerucut 2


Selanjutnya silakan baca artikel seputar api:

Selasa, 24 Februari 2015

[Gambar] Bahaya Popok Sekali Pakai

Tanggal terbit: 24 Februari 2015

Gambar yang saya buat hari ini ingin mengajak kita semua untuk menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan diri untuk mengurangi atau menghentikan sama sekali penggunaan popok bayi sekali pakai atau sering juga disebut pampers.


Bahaya Popok Sekali Pakai

Senin, 23 Februari 2015

Gambar dan Data Bahaya Plastik Bagi Lingkungan

Tanggal terbit: 23 Februari 2015

Kadang saya bertanya siapa sih orang menemukan plastik? Sebuah benda yang dipakai hanya beberapa saat saja, tetapi perlu waktu puluhan tahun untuk memusnahkannya. Konyol!

Tapi memang harus diakui. Plastik sangat banyak sekali gunanya. Tapi apakah sebanding dengan laju kerusakan ekosistem yang ditimbulkan?

Mari kita bahas bahaya plastik bagi lingkungan, melalui gambar-gambar di bawah ini:

1. Jumlah Sampah Plastik
Jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh Indonesia sekitar 3,4 juta ton di tahun 2014, atau itu artinya 3.400.000.000.000 kg. Banyak betul kan angka nolnya? Nah, jumlah sampahnya tentu lebih banyak dari itu. Sedangkan Cina, menghasilkan sekitar 3 kali lipat sampah plastik Indonesia.

Mirisnya, hampir 90% sampah tersebut mengapung di perairan. Mencemari air dan merusak ekosistem di sekelilingnya. Mengenaskan bukan? Jadi jika kiamat memang terjadi karena kesalahan manusia, maka yang paling memungkinkan sebagai penyebabnya adalah karena sampah plastik.

Ada tempat unik yang dinamakan great pacific garbage patch, yaitu tempat dimana sampah berkumpul di lautan pasifik karena terbawa arus laut.

Sampah di Sungai Los Angeles

Great Pacific Garbage Patch

Mandi di Tengah Sampah Plastik

2. Mereka yang Jadi Korbannya
Manusia yang jadi korban dari sampah plastik sih wajar saja karena manusia penyebabnya. Tetapi kalau mahluk lain yang jadi ikut-ikutan celaka karena sampah plastik kan enggak adil juga. Karena ternyata banyak sekali hewan, terutama di laut yang menjadi korban dari sampah plastik, eh salah, bukan sampah plastik. Tapi ini semua karena manusia juga.

Bangkai Burung di Atol Midway

Bowerbird Australia yang Kepalanya Terjepit Bagian Tutup Botol Plastik

Seekor Albatros yang Kepalanya Terjerat Hanger Pakaian

Kelomang Menggunakan Tutup Botol sebagai Cangkang

Penyu yang Terjebak oleh Sampah Plastik

Ikan Raja Laut yang di Dalam Perutnya Ditemukan Sampah Plastik

3. Semua itu Bukan Solusi
Lalu apa yang telah kita lakukan untuk mencegah itu semua? Membakar sampah plastik? Tentu bukan solusi, karena pembakaran sampah plastik menyebabkan polusi di udara. Menggantinya dengan plastik yang mudah terurai? Tentu bukan solusi, karena klaim terurai dalam jangka waktu 6 bulan hanya dalam kondisi yang idea.

Lalu harus bagaimana?
Solusi sebenarnya adalah, kurangi dan hentikan penggunaan plastik!

Waktu yang Digunakan untuk Mengurai Sampah

Selasa, 17 Februari 2015

Ayah yang Baik

Tanggal terbit: 17 Februari 2015

Tak terasa sekarang usia sudah menginjak 24 tahun, mau ke 25 tahun. Berarti hampir 1/4 abad merasakan hidup di dunia ini.

Ada yang menarik di usia ini, mungkin karena sudah dewasa jadi mulai melekat erat dengan yang namanya ayah. Ingin segera jadi ayahkah?

Ngomong-ngomong masalah ayah, saya beruntung mempunyai ayah yang baik, namanya adalah Misna Sudjana.

Karena ayahku memiliki semua syarat menjadi ayah yang baik:
1. Enggak pernah minta cucu
2. Enggak pernah nanya kapan nikah
3. Enggak pernah nanya kapan punya rumah (niat ngusir)
4. Enggak pernah sibuk jodoh-jodohin anaknya

I Love You Almost Full My Father....
:*
Gambar Ayah yang Baik

Mengapa Api Bisa Berwarna-Warni?

Tanggal terbit: 17 Februari 2015

Menarik memang jika kita harus membahas masalah api, salah satu zat yang paling penting dalam kehidupan ini. Pernahkah kamu bertanya mengapa warna api bisa beragam? Lalu apa prediksi yang bisa kamu buat mengenai penyebab mengapa warna api beragam?

Yup, betul.... Salah satu penyebab api bisa beragam karena bahan bakarnya. Tapi apakah ada penjelasan ilmiahnya? Ada, dan akan kita bahas pada artikel ini.

Sebelumnya mari kita mengingat dulu tentang bagaimana proses terjadinya api:
Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. 
Ada empat jenis tingkat energi yang dimiliki atiom-atom penyusun suatu benda, yaitu: bergerak (tranlasi), bergetar (vibrasi), berputar (rotasi) dan elektromagnetik. Bergerak, berputar dan bergetar termasuk ke dalam energi kinetik. 
Api terbentuk karena bahan bakar terkena suhu tinggi (atau energi), menyebabkan energi kinetik atom dalam bahan bakar semakin tinggi karena mendapatkan tambahan energi dari luar (dari panas). Hal ini menyebabkan atom-atom tersebut semakin aktif dan hampir lepas dari ikatan molekulnya. Beruntungnya, di sekitar atom yang sedang aktif tersebut ada oksigen, yang kemudian diikat oleh atom-atom yang sedang aktif tersebut. Proses ini menghasilkan api yang menyala.

Penyebab Mengapa Api Bisa Berwarna-Warni
Pada saat proses pemicuan pembakaran terjadi. Biasanya pada saat suhu tinggi dikenakan pada bahan bakar. Secara cepat, bahkan sangat cepat sekali. Atom-atom di dalam partikel bahan bakar (spiritus, bensin, kayu, plastik, hidrogen, natrium atau helium) energinya mulai berlebih. Atom-atom tersebut bergerak, berputar dan bergetar lebih cepat.

Nah, sebagian elektron terluar dari atom-atom tersebut, karena menerima energi berlebih akan naik ke tingkat energi lebih tinggi. Lalu untuk membuatnya kembali stabil, elektron-elektron ini melepaskan kembali energi berlebih ini dalam bentuk energi foton (radiasi). Energi foton yang dilepaskan inilah yang menghasilkan warna (ada cahaya tampak dan tidak tampak). Inilah yang kita sebut api. Sedangkan nama prosesnya dinamakan proses eksitasi elektron.


Proses Makroskopik Terjadinya Eksitasi Elektron

Warna Api adalah Identitas Api
Warna api juga menunjukkan suhu api tersebut, atau dengan kata lain menunjukkan identitasnya. Warna api yang mungkin untuk manusia lihat hanyalah ada 7 warna. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar Spektrum Warna Cahaya Tampak

Berdasarkan gambar warna spektrum di atas, dapat kita simpulkan jika warna api semakin panas jika menuju ke warna ungu, atau dengan kata lain urutannya Merah-Jingga-Kuning-Hijau-Biru-Nila-Ungu. Tingkat energi semakin tinggi, panjang gelombangnya semakin pendek.

Selanjutnya silakan baca artikel seputar api:

Senin, 16 Februari 2015

Mengapa Air Bisa Memadamkan Api?

Tanggal terbit: 16 Februari 2015

Mengapa air bisa memadamkan api? Sebenarnya pertanyaan ini kurang tepat. Karena pada faktanya, tidak semua api dapat dipadamkan oleh air. Beberapa jenis api seperti yang disebabkan karena konsleting listrik (hubungan arus pendek), spiritus, bensin, dan bahan kimia malah semakin membesar jika kita mencoba menyiramnya dengan air.


Lalu mengapa kebanyakan kita menggunakan air untuk memadamkan api?
Hal ini disebabkan karena pada umunya kebakaran terjadi karena benda-benda padat yang mudah terbakar. Seperti, kayu, kain, kasur, buku, dedaunan kering, dll. Selain itu air juga merupakan bahan yang ekonomis dan mudah didapat.

Sebenarnya untuk memadamkan api tidak harus selalu menggunakan air. Hal yang terpenting yang harus kita perhatikan adalah mengingat kembali syarat-syarat terjadinya api. Ada 3 syarat kenapa api dapat terbentuk. Dengan cara menghilangkan salah satu syarat tersebut, maka api akan bisa dipadamkan. Itulah sebabnya, selimut, debu, foam, dan gas karbondioksida bisa digunakan untuk memadamkan api. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar Tiga Syarat Terjadinya Api

Mengapa Air Bisa Memadamkan Api?
Jawabannya sangat sederhana. Itu karena air menghalangi kontak antara bahan bakar dengan oksigen. Selain itu, air juga menyerap panas (energi) yang dihasilkan oleh benda yang terbakar. Itulah sebabnya ketika menyiram api dengan air pasti akan menimbulkan uap air. Alasan terakhir, mengapa air bisa memadamkan api adalah karena air tidak bisa terbakar oleh api.

Api yang Tidak Umum
Berikut akan dijelaskan beberapa api atau kebakaran yang tidak bisa dipadamkan dengan menggunakan air.
  1. Kebakaran yang disebabkan oleh minyak tanah, bensin, atau bahan cair non polar. Ketika kita menyiramkan air pada kebakaran yang disebabkan oleh bensin, menyebabkan bensin terangkat ke atas karena massa jenisnya lebih kecil dari air, dan kebakaran akan semakin membesar. Kecuali air yang digunakan untuk mematikan api jumlahnya sangat banyak, maka api akan padam.
  2. Kebakaran yang disebabkan oleh spiritus, alkohol, atau bahan cair semi polar atau polar. Ketika kita menyiramkan air pada kebakaran yang disebabkan oleh spiritus, menyebabkan air dan spiritus bercampur secara homogen. Menyebabkan volume bahan bakar (spiritus) semakin banyak. Akhirnya kebakaran semakin parah. Kecuali air yang digunakan untuk mematikan api jumlahnya sangat banyak, maka api akan padam.

Kamis, 12 Februari 2015

Bagaimana Proses Terjadinya Api?

Tanggal terbit: 12 Februari 2015

Api merupakan benda yang sangat menakjubkan di dunia ini, bahkan sama pentingnya dengan air. Pastinya, lebih penting dari uang. Tanpa api kita tidak akan merasakan lezatnya masakan-masakan enak di lidah kita. Mungkin juga kita tidak akan merasakan hangatnya malam hari jika tanpa api, tidak bisa melihat juga di malam hari tanpa cahaya dari api.

Karena api juga kita bisa aman bermalam di alam liar dari gangguan hewan-hewan buas. Beberapa benda dari logam yang berperan di awal peradaban manusia juga terbentuk dengan bantuan api.

Mungkin para perokok pun tak akan ada tanpa adanya api? Penting banget kan api?

Lalu bagaimana api bisa terbentuk?
Untuk membahas ini kita perlu membawa diri kita ke dalam dunia mikroskopis, dunia yang tidak terbayangkan sebelumnya. Mungkin  anak SMA dan mahasiswa juga akan sulit memahami penjelasan tentang bagaimana terbentuknya api. Pelan-pelan saja memahaminya.

Apa Itu Api?
Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.

Apa itu Oksidasi?
Oksidasi  merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan perilaku suatu molekul, atom atau ion yang mengikat oksigen atau melepas elektron atau mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Kebalikan dari oksidasi adalah reduksi.

Syarat terbentuknya api karena tiga hal:
  1. Bahan bakar (istilah ilmiahnya disebut juga oksidator, yaitu zat yang mengalami oksidasi). Contoh: kayu, kain, plastik, solar, bensin, spiritus, alkohol, dll.
  2. Oksigen atau zat pembakar (istilah ilmiahnya disebut juga reduktor, yaitu zat yang mengalami oksidasi). Contoh: udara bebas mengandung sekitar 20-21% oksigen. Suatu tempat dinyatakan masih mempunyai keaktifan pembakaran, bila kadar oksigennya lebih dari 15 %. Sedangkan pembakaran tidak akan terjadi bila kadar oksigen di udara kurang dari 12 %
  3. Panas. Panas dapat dihasilkan dari gesekan, listrik, cahaya matahari, dll.
Tanpa ketiga syarat di atas maka, api tidak akan pernah terbentuk. Itulah prinsip pemadaman api yang selama ini dilakukan.


Gambar Tiga Syarat Terjadinya Api

Proses Terbentuknya Api
Ada empat jenis tingkat energi yang dimiliki atiom-atom penyusun suatu benda, yaitu: bergerak (tranlasi), bergetar (vibrasi), berputar (rotasi) dan elektromagnetik. Bergerak, berputar dan bergetar termasuk ke dalam energi kinetik.

Api terbentuk karena bahan bakar terkena suhu tinggi (atau energi), menyebabkan energi kinetik atom dalam bahan bakar semakin tinggi karena mendapatkan tambahan energi dari luar (dari panas). Hal ini menyebabkan atom-atom tersebut semakin aktif dan hampir lepas dari ikatan molekulnya. Beruntungnya, di sekitar atom yang sedang aktif tersebut ada oksigen, yang kemudian diikat oleh atom-atom yang sedang aktif tersebut. Proses ini menghasilkan api yang menyala.

Api itu sederhana, tetapi penjelasannya begitu rumit bukan?
Semoga bisa dipahami.

Selanjutnya silakan baca artikel seputar api:

Gambar Proses Terjadinya Api


Rabu, 11 Februari 2015

Bahaya, Kebohongan dan Fakta tentang Ear Candle

Tanggal terbit: 11 Februari 2015

Apa itu Ear Candle?

Ear candle atau disebut juga dengan terapi lilin adalah salah satu metode pengobatan alternatif yang diklaim dapat mengeluarkan racun tubuh dan juga kotoran telinga.

Penelitian Dr. Seely membuktikan bahwa ear candle berbahaya dan tidak efektif. Klaim yang mengatakan bahwa ear candle berasal dari suku Hopi (suku di Arizona Timur) juga tidak terbukti dan merupakan sebuah kebohongan.



Gambar Terapi Ear Candle

Penjelasan Proses Ear Candle yang Diklaim Bisa Membersihkan Kotoran Telinga
  1. Ear candle yang telah masuk ke dalam telinga dibakar. Ear candle yang dibakar akan menimbulkan api. Api dalam ear candle menimbulkan panas. Adanya panas di batang ear candle akan menimbulkan tekanan di dalam daun telinga. Semakin lama, tekanan di dalam telinga semakin besar.
  2. Sementara itu, adanya api akan menimbulkan asap. Asap yang timbul dari batang ear candle itu akan turut masuk ke dalam telinga hingga memenuhi ruang telinga.
  3. Pada kondisi itulah asap yang telah memenuhi ruang telinga mencari jalan keluar. Karena tekanan yang besar dan keberadaan aliran udara di dalam telinga, asap keluar lagi lewat lubang batang ear candle.
  4. Ketika asap hasil bakaran ear candle keluar lewat lubang batangnya, kotoran yang menempel di gendang telinga ikut terangkat. Nah, kotoran-kotoran itulah yang mengakibatkan gangguan kesehatan di sekitar telinga, hidung, dan tenggorokan. Jadi sebenarnya sistem kerja ear candling ini seperti sedot debu dengan vacuum cleaner.
Jadi apakah logis bagi anda penjelasan di atas? Membersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds atau korek kuping aja susahnya minta ampun, apalagi dengan menggunakan asap!

Video Proses Ear Candle

Klaim Manfaat Ear Candle

  1. Sebagai terapi menghilangkan stress sehingga mudah tidur.
  2. Relaksasi (menenangkan syaraf-syaraf/syaraf kendur).
  3. Menghilangkan jerawat.
  4. Membersihkan telinga dari kotoran serta toksin.
  5. Menjaga kecantikan dari dalam karena terasa nyaman bebas gelisah.
  6. Meningkatkan ketahanan tubuh.

Kebohongan Ear Candle
1. Kotoran Telinga (Earwax) itu Penting
Kotoran telinga atau earwax bukanlah benda jahat dan berbahaya. Kotoran telinga berfungsi sebagai pembersih, pelindung, pelicin, dan sebagai bahan antibakteri. Malah sebenarnya membersihkan telingan dengan menggunakan korek kuping atau cotton bud  itu berbahaya karena dapat menghilangkan fungsi dari earwax, membuat kotoran masuk semakin dalam atau bahkan merusak gendang telinga. Kotoran telinga sebenarnya secara alami akan ke luar sendiri dari lubang telinga. Mungkin proses inilah yang cukup mengganggu untuk dilihat.

Di saluran telinga bagian luar terdapat suatu kelenjar yang secara konstan mengeluarkan substansi yang akan bercampur dengan rambut (bulu) dan kulit yang sudah mati. Campuran inilah yang dinamakan earwax atau cerumen. Kelebihan earwax akan dikeluarkan secara perlahan dari saluran telinga dibantu oleh dorongan dari gerakan mengunyah dan gerakan rahang lainnya sambil membawa debu dan partikel-partikel lain. Di pintu masuk telinga, earwax akan menggumpal dan mengering, lalu terbuang keluar telinga.

2. Fakta di www.wikimu.com

Sebuah pendataan pada tahun 1996 terhadap 144 dokter THT menemukan bahwa 14 di antaranya didatangi oleh pasien yang terluka oleh 'terapi' lilin. Termasuk -setidaknya- 13 kasus luka bakar luar, 7 kasus liang telinga yang tersumbat lelehan lilin, dan 1 kasus gendang telinga yang rusak (bolong, perforated).

3. Pengalaman Faradilla Ardasy

Bulan kemarin kupingku mengalami sedikit gangguan. Rasanya seperti bindeng kalo kita berada di dataran tinggi atau seperti habis naik pesawat. Benar-benar menderita, kuping bagian dalam terasa jadi lebih tebal, dan pendengarannya jadi terganggu.

Datanglah aku ke dokter THT di RSPP Jakarta. Setelah tes pendengaran, Alhamdulillah tidak masalah, Alhamdulillah tidak budek juga. Gendang telinga juga bagus, Alhamdulillah tidak pecah, dan yang paling melegakan: tidak ada kotoran yg menumpuk.



Setelah coba runut peristiwa, setelah diingat-ingat, beberapa hari sebelumnya aku terapi ear candle. Hadu.. Sejak peristiwa itu aku gak lagi-lagi mau di terapi ear candle. Bukan salah therapystnya, bukan salah tempat reflexynya, tapi emang terapi ear candle tidak disarankan untuk dilakukan.

4. Laporan dari The London Free Press

Dilaporkan oleh The London Free Press, harian Kanada. Seorang perempuan yang mengalami penyumbatan di hidung dan sakit telinga saat melakukan scuba diving pergi ke sebuah toko 'kesehatan' dan dirujuk ke seorang praktisi candling yang 'diakui'.

Selama 'perawatan', ia merasakan sensasi terbakar yang kuat di telinganya. Di ruang rawat gawat darurat, usaha untuk menyingkirkan tetesan wax yang menempel di gendang telinganya mengalami kegagalan. Operasi dilakukan, dan ditemukan sebuah lubang di gendang telinganya, yang kemungkinan besar terjadi akibat candling.


Untungnya, perempuan tersebut pulih secara penuh dan pendengarannya normal kembali. Praktisi ear candling tersebut meminta maaf, memberikan kompensasi, dan berhenti melakukan praktik ear candling.



Sebagai penutup, inilah penjelasan dari Sandra Yemm, seorang praktisi ear candling, ketika ditanyakan tentang kasus rusaknya gendang telinga yang saya sebutkan tadi: "Ear candling doesn't remove the wax from one's ears. But she says that's not the point: It doesn't matter whether it's being removed or not because you're going to get some harmony through the changing of the energies and perhaps that's all that's needed."

5. Kisah Nyata Seseorang di Forum Detik

Saya membeli dari 2 orang berbeda dikarenakan harganya bervariasi kebetulan barang yang saya dapat beda merk. Merek I dan merek L. Betapa kagetnya saya ketika melihat harganya bervariasi ternyata didominasi merek yang sama, tetapi harganya berbeda-beda kalau begitu apa bedanya?

Kemudian sayapun mencobanya. Berikut perbedaan kedua merek tersebut:
  • Merek I cepat habis terbakar, asapnya banyak, abunya cepat hancur dan bertebaran dimana-mana
  • Merek L lama habis terbakar, asapnya dikit, abunya tidak mudah hancur
Saya lalu melakukan penelitian sebagai berikut:
  1. Menyiapkan tabung kecil pengganti kuping
  2. Ear candle dengan sekelilingnya dilapisi tisu supaya ear candle menyumbat tisu (saya beri celah sedikit, sebagai sirkulasi udara)
  3. Didasar tabung saya kasih serpihan sepihan kecil tisu, anggap sebagai kotoran telinga
Hasil pembakaran:
  1. Saya mendapatkan kotoran di ear candle, kesimpulan: kotoran tersebut adalah hasil pembakaran ear candle bukan kotoran kuping.
  2. Serpihan serpihan kecil tisue tidak tersedot ke dalam ear candle, pertanda efek vakum yang menyedot kotoran telinga oleh ear candle tidaklah benar.
  3. Dari dasar tabung, terdapat lapisan kotor, semacam lapisan lilin, itu adalah sisa sisa asap yang mengalir dari ear candle.
Kesimpulan:
  • Ear candle tidak membersihkan telinga.
  • Ear candle merupakan terapi, bukan untuk membersihkan telinga.
  • Sisa asap dikuping dapat meninggalkan bekas.
  • Kotoran di ear candle adalah sisa pembakaran ear candle (lilin), jadi bukan kotoran telinga.
  • Beberapa ear candle memiliki fungsi sebagai aroma terapi, didalamnya tidak tertulis sebagai "pembersih kuping"
Bahaya Ear Candle
Bahaya ear candle menurut dr. Henri Hutomo:
  1. Sisa lilin yang terdapat pada liang telinga dapat menumpuk dan menyebabkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif.
  2. Panas dari tetesan lilin dapat merusak epitel lubang telinga sehingga memudahkan infeksi dari berbagai macam mikroorganisme.
  3. Terapi lilin dapat menganggu sekresi serumen dalam telinga, serumen di dalam telinga mempunyai efek proteksi.
Video bukti Kebohongan Ear Candle

Selasa, 10 Februari 2015

Permainan Sains: Cara Membuat Bom Asap (Smoke Bomb)

Tanggal terbit: 10 Februari 2015

Mungkin karena sedang terobsesi dengan film-film ninja dimana para ninja bisa melarikan diri dengan cara mengeluarkan bom asap (smoked bomb) apabila sedang terkepung, maka pada posting kali ini saya akan membagikan informasi tentang bagaimana cara pembuatan bom asap.

Lumayan, bahkan sangat bermanfaat. Bisa diajarkan oleh guru di kelas, digunakan dalam konser musik, sebagai mainan, menakuti seseorang atau untuk bahan keamanan. Bom asap yang akan kita buat tidaklah berbahaya. Tapi tetap saja tidak aman untuk dimakan atau dicolokkan ke mata teman. Kalau dihirup berlebihan tidak baik bagi paru-paru.


Gambar Ninja dan Bom Asapnya

Prosedur Pembuatan
  1. Campurkan 2 bagian gula pasir/sukrosa (C12H22O11) dengan 3 bagian kalium nitrat (KNO3) dalam wajan (usahakan wajan anti lengket atau teflon) atau bisa juga menggunakan gelas kimia.
  2. Letakkan di atas hot plate atau kompor atau pembakar spiritus. Panaskan campuran tersebut dengan api kecil (wajib api kecil). Aduk-aduk dengan menggunakan spatula atau sendok plastik.
  3. Terus aduk-aduk sampai campuran gula dan kalium nitrat meleleh dan membentuk karamel atau pasta.
  4. Setelah berbentuk pasta. Matikan api, masukkan pasta ke dalam bola pingpong yang dilubangi atau ke dalam roll bekas tisu toilet atau bisa juga dibungkus menggunakan alumunium foil sebagai wadah.
  5. Buatlah sumbu dengan menggunakan benang kasur yang dilumuri serbuk kalium nitrat. Lalu hubungkan dengan pasta yang telah kamu buat tadi.
  6. Nyalakan sumbu, dan lihatlah apa yang terjadi. Selamat mencoba!
  7. Untuk menciptakan asap yang berwarna, tinggal tambahkan pewarna serbuk pada wadah bom asap.
Catatan
  • Serbuk kalium nitrat sulit didapatkan di Indonesia karena tidak dijual secara umum. Kamu bisa membelinya di sekolah-sekolah yang menjualnya atau di toko bahan kimia khusus.
  • Lakukan setiap prosedur dengan benar dan tepat.

Apa Perbedaan Generator (Dinamo) dengan Motor Listrik?

Tanggal terbit: 10 Februari 2015

Miskonsepsi di Masyarakat

Sebelumnya mari kita luruskan dulu miskonsepsi (kesalahan) penggunaan kata Dynamo (atau dinamo) dan Motor yang ada di masyarakat. Karena banyak sekali yang salah penyebutan, bahkan lebih parahnya menganggap kedua benda ini sama.

Generator atau Dinamo adalah alat yang merubah energi gerak atau kinetik menjadi energi listrik. Contoh: dinamo sepeda, generator pada kincir angin, generator pada pembangkit listrik tenaga air, genset, dll
Gambar Dinamo Sepeda.

Motor adalah alat yang merubah energi listrik menjadi energi gerak. Contoh: motor penggerak pada kendaraan, mesin pompa air, kompresor, dll.
Gambar Mesin Pompa Air.

Perbedaan Antara Dinamo dengan Motor Listrik
1. Dinamo, atau Generator atau Genset.
Dinamo terdiri dari komponen kumparan (field coil) dan inti magnet yang disebut juga armature. Pada dinamo yang berputar adalah kumparan magnet, sedangkan inti magnetnya diam, maka akan terjadi induksi elektromagnetik. Perhatikan bagan dinamo sepeda di bawah ini untuk lebih jelasnya:
Gambar Bagan Dinamo Sepeda.

Prinsip kerjanya adalah jika kumparan kawat yang diputar mengelilingi suatu sumbu di dalam medan magnet dan sumbu putarnya tegak lurus fluks magnet kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut tetap dengan arah ke kanan. Ujung-ujung kumparan di hubungkan dengan cincin logam (komutator) yang disingungkan dengan sikat-sikat dan di hubungkan ke kutub generator.

2. Motor Listrik.

Motor listrik terdiri dari komponen kumparan yang disebut stator dan inti magnet yang disebut rotor. Di Dinamo magnet itu yang berputar sedangkan kumparannya diam maka akan terjadi pemotongan garis gaya medan magnet. Perhatikan bagan motor listrik DC di bawah ini untuk lebih jelasnya:
Gambar Bagan Motor DC.

Prinsip kerjanya adalah medan putar stator tersebut akan mengimbas penghantar yang ada pada rotor, sehingga pada rotor timbul tegangan induksi. Tegangan yang terjadi pada rotor menyebabkan timbulnya arus pada penghantar rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar untuk menanggung kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. Supaya timbul tegangan induksi pada rotor, maka harus ada perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator dengan kecepatan putar rotor.

Cara Membuat NaI (Sodium Iodide atau Natrium Iodida)

Tanggal terbit: 10 Februari 2015

Natrium iodida atau sodium iodide adalah garam kristal berwarna putih dengan rumus kimia NaI, dan digunakan dalam deteksi radiasi, pengobatan defisiensi yodium, dan sebagai reaktan dalam reaksi Finkelstein.


Sodium iodida sama baiknya dengan kalium iodida, umumnya digunakan untuk mengobati dan mencegah defisiensi yodium. Garam meja beryodium berisi satu bagian natrium atau kalium iodida 100.000 bagian natrium klorida.

Natrium Iodida dalam bentuk murni sangat sulit didapatkan di toko bahan kimia, terutama di Indonesia. Sehingga perlu sedikit pengetahuan dan kreativitas untuk membuat natrium iodida sendiri.


Gambar Serbuk Kristal Natrium Iodida

Prosedur Pembuatan Natrium Iodida
  1. Larutkan 6 gram Natrium Hidroksida (NaOH) ke dalam air sampai 100 mL di dalam erlenmeyer. Kocok sampai larut dengan sempurna.
  2. Letakkan erlenmeyer yang berisi larutan NaOH tadi di atas hot plate atau kompor listrik atau bisa juga menggunakan pembakar spiritus. Panaskan sampai suhu 70oC. Jaga suhu agar tetap konstan.
  3. Masukkan 9 gram Iodin (I2) ke dalam erlenmeyer sedikit demi sedikit. Warna larutan akan berubah menjadi coklat. Panaskan terus di suhu 70oC sampai warna coklat dari iodin menghilang.
  4. Sampai tahap ini anda telah berhasil membuat larutan Natrium Iodida dalam wujud larutan. Jika anda ingin natrium iodida dalam bentuk serbuk, maka didihkan larutan yang telah anda buat sampai terbentuk padatan kristal.
  5. Untuk membantu proses pembuatan natrium iodida silakan lihat video pembuatannya yang dilampirkan dalam tulisan ini.
Catatan:
Iodin merupakan bahan kimia yang mahal harganya. Bisa diganti dengan Kalium Iodida atau menggunakan Betadine (merek antiseptik, kadar iodinnya 2% dalam setiap botol). Sesuaikan kembali perhitungan jika akan menggunakan kedua bahan kimia ini sesuai persamaan reaksinya.

Video Pembuatan Natrium Iodida

Minggu, 01 Februari 2015

[Cerbung] Penantian 1000 Tahun Eps. 9: Mie Instan

Tanggal terbit: 1 Februari 2015

Sebelumnya, Penantian 1000 Tahun Episode 8: Himalaya


Seorang pecundang selalu membandingkan prestasi dirinya dengan prestasi orang lain. Sedangkan seorang pemenang selalu membandingkan prestasi-prestasi dirinya dengan tujuan-tujuan hidupnya. Itulah kalimat yang sering aku ucapkan pada diriku sendiri sebelum aku mengikuti kompetisi apapun. Akan semakin sering aku ucapkan terutama ketika aku kalah.


Aku tidak pernah terlalu peduli -lebih tepatnya sedikit peduli- terhadap peringkat, hadiah, atau sanjungan. Itu hanya bonus kecil dari usaha kita. Ada yang lebih dari itu: pengalaman dan kesempatan kita untuk mengembangkan diri.

Sssstttt.... Tapi apa yang aku sampaikan di atas hanyalah paragraf yang berisi teori saja. Hampa. Pada faktanya, ketika kalah sangat menyakitkan, dan ketika menang akan sangat membahagiakan. Kali ini, aku akan menceritakan hal lain selain cinta, pendidikan dan persahabatan.

Ceritaku berlanjut di Bulan Maret, musim hujan Tahun 2007. 


Episode 9
Mie Instan

"Jika kita berjuang, mungkin kita tidak selalu menang tetapi jika kita tidak berjuang, sudah pasti kita akan kalah!" -Jagjit Singh

Pagi-pagi sekali, aku sudah bersiap untuk mandi. Seolah ingin menyaingi fungsi sang ayam yang selalu membangunkan orang-orang. Aku membuat sedikit kegaduhan di pagi ini. Sedikit membuat kaget kedua orang tuaku. Biasa bangun siang, sekarang bangun pagi. Kedua orang tuaku seperti tak percaya. 
Mungkin di dalam hati, mereka berpikir bahwa anaknya sedang kemasukan roh halus. Atau lebih parah dari itu, mereka menganggapku sedang mengalami somnabulisme, bahasa ilmiah dari tidur sambil berjalan. Oh mamah dan bapak, anakmu ini baik-baik saja. Percayalah dengan apa yang kalian lihat....

Hari ini, hari yang telah lama aku tunggu. Sudah satu bulan lamanya aku belajar mati-matian. Dimulai dari buku biologi SMP, SMA sampai tingkat universitas aku lahap habis. Sudah sebulan lamanya aku bangun setiap jam 2 pagi untuk belajar, dan kembali terlelap pada pukul 5 pagi, lalu bangun kesiangan. Sudah sebulan juga aku diberikan pelajaran tambahan sepulang sekolah. Sehingga mengurangi waktu bermainku. Kurang tepat, bukan hanya waktu bermain, melainkan waktu untuk tertawa.


Hangatnya sinar mentari menerpa setiap inci dari permukaan tubuhku. Hangatnya pasti, terangnya jelas. Sehingga kurasakan tubuhku seperti dihantam oleh sebuah partikel elementer yang bersifat elektromagnetik, mengguncangkan kestabilan elektron dalam tubuhku. Seolah mempolarisasinya menjadi lapisan ekstraterestrial. Meskipun begitu, otakku tidak terengaruh: tetap gulana. Memikirkan apa yang akan terjadi dengan hari ini.


Sesampainya di sekolah aku lihat sudah ada beberapa siswa lainnya yang sudah datang. Mereka adalah siswa-siswi perwakilan sekolah yang akan mengikuti lomba olimpiade sains. Jumlahnya lumayan banyak, karena untuk satu mata pelajaran ada tiga siswa yang mewakilinya. Mata pelajaran yang dilombakan mencakup, matematika, komputer, astronomi, biologi, kimia dan fisika. Tahun lalu, waktu aku kelas X, aku menduduki peringkat 13 dari 60-an peserta olimpiade biologi. Sekarang tentu saja harus lebih baik.


Sudah sekitar 45 menitan aku menunggu. Bu Eli masih saja sibuk bolak balik mengumpulkan anak-anak peserta lomba. Wajahnya tampak tak bahagia, berduka mungkin saja, seperti wajah pada sebuah pesta kematian.


"Ini gimana, kita kurang satu siswa lagi. Dia katanya sakit dan tidak bisa masuk" ujar Bu Eli pada salah seorang guru.

"Ya sudah berangkat saja bu. Daripada terlambat" jawab salah seorang guru.
"Tidak bisa seperti itu, ini kan sudah dibayar biaya pendaftarannya"
"Terus mau ibu gimana?"
"Ini kan bukan hanya masalah uang. Ini masalah pengalaman juga. Jadi mending kita ganti saja orangnya" jawab Ibu Eli dengan ragu. Tampak seperti sebuah saran, tapi bukan sebuah solusi.

Bu Eli lalu memerintahkan agar kami semua berkumpul. Raut wajahnya masih tetap tegang. Wajah Nita dan Legi juga seperti ikut beresonansi dengan wajah Ibu Eli, tampak sama tegangnya. Nita mengikuti olimpiade di bidang Fisika, dan Legi sama sepertiku, di bidang biologi.


"Ada yang bisa memberi masukkan temannya yang pintar di bidang Matematika? Soalnya siswa yang harusnya mewakili sekolah malah sakit" tanya Bu Eli pada kami semua. Seketika semua saling berbisik. Mencoba memberi saran, namun mungkin malu.

"Siapa ya Phi? Kamu ada ide enggak?" bisik Nita padaku.
"Ada" jawabku dengan singkat.
"Siapa?"
"Rahasia ah"
"Ini bukan waktunya merahasiakan itu"
"Takut jadi ghibah"
"Ih.... jangan bercanda"
"Hehe...."

Aku menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa siswa lain tidak ada yang akan berbicara. Lalu dengan sedikit keberanian aku mengacungkan tanganku. "Ibu, bagaimana kalau Afro saja jadi penggantinya?".
"Siapa itu Afro?"
"Afrodit bu. Siswi kelas XI IPA 2. Dia kemarin juara 3 di kelas"
"Ouh.... iya ibu tahu. Yakin dia bisa?"
"Yakin bu. Kadang-kadang dia lebih pintar dari saya bu, kadang-kadang lebih bodoh juga. Hehe.... dikit-dikit pintar, dikit-dikit bodohlah bu...."
"Ya sudah panggilkan orangnya. Kita langsung berangkat ke tempat lomba"
"Biar Legi aja yang panggil bu. Dia kan ketua muridnya"
"Iya Legi silakan panggil Afro. Suruh bawa tas dan alat tulis"

Legi segera bergegas menuju kelas untuk mengajak Afro ikut lomba. Mungkin bukan mengajak, tapi memaksa. Tapi memang Afro tidak punya pilihan lain. Untung sebelumnya aku bilang agar Legi merahasiakan siapa yang mengusulkan Afro untuk ikut lomba.
"Gila kamu" bisik Nita.
"Sudah lama"
"Haha.... habisnya orang yang belum belajar, belum berlatih disuruh ikut lomba"
"Ini kejutann aja"
"Kejutan apa?"
"Hari ini dia ulang tahun"
"Jadi ini bentuk hadiah dari kamu?"
"Iya. Anggap saja demikian. Rahasia ya!"
"Kok rahasia. Kalau kamu mau jadi pacar dia, harusnya dia tahu siapa otak di balik semua ini"
"Hehe.... Aku enggak siap"
"Enggak siap apa?"
"Enggak siap kalau dia jatuh cinta sama aku"
"Itu semua hanya ilusi kamu saja Phi. Enggak mungkin dia jatuh cinta sama kamu!"
"Hehe.... gantungkanlah cita-citamu setinggi langit wahai anak muda"
"Haha.... kayak orang tua saja kamu bilang kayak gitu"


*****

Kutapakkan kakiku ke tanah, tempat dimana mobil sewaan yang aku naiki berhenti. Perjalanan dengan mobil angkot sewaan ini terasa begitu singkat. Mungkin inilah bukti dari hukum relativitas Einstein. Waktu akan terasa lama bila ditunggu, dan akan terasa cepat bila dijalani.

Kulemparkan kornea mataku selepas-lepasnya menelanjangi setiap sudut tempat olimpiade ini dilaksanakan. Sebuah gedung tua, sempit, tapi tertata rapi. Dari depan dapat aku baca tulisan 'SMA Negeri 1 Subang'. Tempat ini seperti Colloseum di Roma. Di dalamnya tercium bau keringat kekalahan dan bau air mata kemenangan. Tercampur aduk, membentuk aerosol yang sulit dipisahkan.

Aku berjalan menuju meja registrasi. Bapak penjaganya memberikan kartu tanda pengenal. Aku isi kartu tersebut dengan nama, bidang lalu nama sekolah. Kami diarahkan untuk memasuki ruangan yang telah diatur sebelumnya. Dalam momen ini, kami semuanya terpaksa berpisah. Sebelum berpisah, sempat aku berbisik ke Nita bahwa aku akan menang. Terdengar begitu optimis, walau aku tahu Nita mengabaikanku.

Sebelum memasuki ruangan, aku masukkan kartu tanda pesertaku ke dalam tempat sampah. Entah apa alasannya. Aku tidak suka saja dengan kartu tanda pengenal itu yang sepertinya asal-asalan dibuat dan tanpa fungsi.

"Baik, Bapak ingatkan sekali lagi. Jangan lupa berdoa, tulis nama kalian dan isi dengan cermat. Ingat jika jawaban yang benar dapat nilai 3 poin dan jawaban yang salah dikurangi 1 poin. Jumlah soalnya 100 buah dan dikerjakan dalam waktu 90 menit" ujar Bapak pengawas sambil membagikan lembar jawaban.

Waktu untuk mengerjakan sudah dimulai. Kulihat sekelilingku tampak sibuk dengan orang-orang yang mengerjakan. Aku tidak terlalu peduli dengan waktu, karena aku tahu soal-soalnya sangat susah. Jadi waktu tidak terlalu berpengaruh. Atau mungkin juga doa, dari 120 peserta semuanya berdoa agar mendapatkan nilai bagus. Apakah semua akan terkabul? Mungkin inilah caranya Tuhan menunjukkan kebesarannya.

Kukeluarkan air minum botol, meminumnya, menyerut pinsil, berdoa, lalu tersenyum. Kukerjakan soal dari nomor terakhir. Inilah kebiasaanku yang cukup nyeleneh. Setiap mengerjakan 2 soal pasti akan aku minum seteguk air. Begitu seterusnya sampai waktu habis. Sesekali kulihat sekeliling, semuanya tampak gusar. Terkadang juga aku mendengar ada siswa yang menyebut asma Allah, seperti Astagfirullah atau Allahuakbar. Itu semua membuat aku cekikikan. Aku tahu apa yang membuat mereka seperti itu. Ini karena soalnya memang sulitnya tingkat dewa. Mungkin juga mahasiswa dan guru banyak yang tidak bisa mengerjakan, bahkan mungkin juga alien, iblis dan malaikat bakalan kesulitan mengerjakannya.

Oh iya, bagaimana keadaan Afrodit di sana ya? Pasti dia mengalami hal yang sama. Depresi dan hampir gila karena soal-soal olimpiade. Apalagi dia belum belajar. Aku jadi ingin tertawa. Eh, tapi kenapa aku memikirkan Afrodit? Nasibku saja sekarang tidak baik. Mungkin aku benar-benar jatuh cinta padanya. Ya, mungkin....
(Bersambung)

Gambar Ilustrasi