Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamis, 25 April 2013

Pembodohan yang Dilakukan oleh Lagu Anak-anak

Oleh : Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit : 25 April 2013


Sekitar satu bulan yang lalu, salah satu orangtua dari anak didikku di salah satu tempat bimbel menelpon. Beliau mengkonsultasikan masalah anaknya yang mendapat nilai 63 untuk mata pelajaran Matematika. Sebenarnya ada beberapa jawaban yang memungkinkan disampaikan untuk menjawab pertanyaaan yang diberikan:
  1. Saya, Rofa Yulia Azhar merupakan guru yang 'hemat' (baik saya akui kata hemat kurang tepat) dalam memberikan nilai. Nilai tertinggi yang saya berikan hanya 85. Padahal biasanya nilai yang diberikan tempat bimbel relatif tinggi. Jadi sebenarnya anak ibu sepertinya tidaklah terlalu bersalah.
  2. Anak ibu sebenarnya juga dapat dikatakan bersalah karena; malas nulis, sering tidak memperhatikan, selalu mengeluh, kurang konsentrasi dan terlalu benyak bercanda. Tapi saya sebenarnya melihat pokok permasalahannya ada di ibu. Jangan-jangan ibu kurang memberikan perhatian pada anak ibu?


Beberapa detik kemudian...
Berhasil. Ternyata si ibu terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Berangkat pagi untuk bekerja dan pulang larut malam dan sang ayah walaupun pulang lebih cepat tapi tak terlalu serius dalam mendidik anak.

Setelah bercakap-cakap dengan gugup dan seolah ahli dalam memberikan solusi terhadap masalah anak, aku sendiri malah termenung; Dulu aku dididik seperti apa sama ibuku? Setiap anak itu unik, jika cara yang diterapkan padaku juga diterapkan pada orang lain apakah hasilnya kan sama (maksudnya melahirkan manusia yang aneh)?

Setelah mengingat beberapa teori dan artikel akhirnya aku mendapatkan kesimpulan....
Prok... Prok... Prok... (suit... suit...)
Salah satu penyebabnya aku rasa disebabkan oleh lagu anak-anak (lho?). Mari kita simak penjelasan berikut ini:

Mengapa banyak orang Indonesia yang tidak logis (atau suka melogiskan sesuatu yang tidak logis)
Mari kita bersama-sama nyanyikan lagu bintang kecil dengan ketukan 3/4; "Bintang kecil di langit yang biru". Sudah sampai sini saja. mari kita perhatikan. Masa ada bintang kecil di langit yang biru yang berarti siang hari. Harusnyakan di malam hari, pada saat malam berwarna hitam. Pantas di Indonesia banyak orang yang egois tak logis dan melogiskan.

Mengapa banyak orang Indonesia yang suka bercandanya keterlaluan?
Dengarkan lagu yang saya nyanyikan; "Cangkul-cangkul-cangkul yang dalam, menanam jagung di kebun orang". Haha... salah, maksudnya menanam jagung di kebun kita. Asal teman-teman tahu, menanam jagung itu tak usah pada lubang yang dalam, paling hanya beberpa centimeter. Kalau mencangkulnya yang dalam itu sih mau membuat kuburan. Keterlaluan kan bercandanya?

Mengapa banyak orang Indonesia yang suka gratisan?
Ingat tidak lagu ini; "Naik kereta api, tut-tut-tut. Siapa hendak ikut, ke Bandung, Surabaya, ayolah naik dengan percuma. What? Naik dengan percuma? Pantas saja sudah gedenya suka yang gratisan, waktu kecilnya saja kita di doktrin demikian. Padahal ongkos dari Bandung ke Surabaya mahal.

Mengapa banyak orang Indonesia yang plin-plan?
"Ibu kita Kartini, Harum namanya"
haha... lucu kan! (dimana lucunya Rofa?)
Katanya ibu kita Kartini, tapi Harum namanya. Sebenarnya namanya itu Kartini atau Harum?

Sebenarnya masih banyak lagu yang saya anggap merupakan faktor x mengapa anak Indonesia pada perkembangannya menjadi seperti saya, anda, kalian dan mereka. Saya tidak bermaksud untuk menghina pencipta lagu-lagu itu, mereka sungguh hebat karena saya tak mungkin seperti mereka. Tapi apakah ada yang peka terhadap semua ini? Apakah ada yang berani melakukan penelitian tentang semua ini?

Gambar Ilustrasi

0 komentar :

Posting Komentar

Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat