Oleh: Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit: 30 April 2014
“Sesungguhnya
hasil ilmu itu ialah mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam,
menghubungkan diri dengan ketinggian malaikat dan berhampiran dengan malaikat
tinggi.” (Imam Al-Ghazali)
Berbeda dengan teori kepribadian
yang dikembangkan di dunia barat dengan tokohnya Abraham H. Maslow, Imam
Al-Ghazali dengan pendekatan tasawufnya mencoba mengungkap hakikat dan perilaku
manusia melalui metode teosentris terhadap Al-Quran dan Al-Hadist. Diantara
pemikiran Al-Ghazâli adalah konsepnya tentang fitrah yang dikenal dengan
sebutan al-Nafs al-Rabbâniyyah. Konsep fitrah Al-Ghazâli berkaitan
erat dengan pembahasan tentang motivasi. Menurut Ghazali kepribadian manusia
dipengaruhi oleh tiga aspek yang disebut sebgai fitrah, yaitu:
- Nafsu (impuls primitif)
- Akal (realistik rasionalistik)
- Kalbu (spiritual)
Nafsu (impuls primitif)
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur
ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak
diri pada berbagai amal baik atau buruk. Secara singkat, nafsu dapat dikatakan
sebagai insting. Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad
Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah
“marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :
Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh tempatnya adalah
“ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya adalah Al-Bukhlu artinya
kikir atau pelit, Al-Hirsh artinya tamak atau rakus, Al-Hasad artinya hasud, Al-Jahl
artinya bodoh, Al-Kibr artinya sombong dan Asy-Syahwat artinya keinginan
duniawi.
Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah
“al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun
pasukan-pasukannya adalah Al-Laum artinya mencela, Al-Hawa artinya
bersenang-senang, Al-Makr artinya menipu, Al-Ujb artinya bangga diri, Al-Ghibah
artinya mengupat, Ar-Riya’ artinya pamer amal, Az-Zulm artinya zalim, Al-Kidzb
artinya dusta, dan Al-ghoflah artinya lupa.
Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah
“Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya adalah
As-Sakhowah artinya murah hati, Al-Qona’ah artinya merasa cukup, Al-Hilm artinya
murah hati, At-Tawadhu’ artinya rendah hati, At-Taubat artinya taubat atau
kembali kepada Alloh, As-Shobr artinya sabar, dan At-Tahammul artinya
bertanggung jawab.
Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah
“As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah
dada. Adapun pasukan-pasukannya adalah Al-Juud artinya dermawan, At-tawakkul
artinya berserah diri, Al-Ibadah artinya ibadah, Asy-Syukr artinya syukur atau
berterima kasih, Ar-Ridho artinya rido, dan Al-Khosyah artinya takut akan
melanggar larangan.
Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah
“Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi
menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya adalah Al-Karom, Az-Zuhd
artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian, Al-Ikhlas artinya ikhlas atau
tanpa pamrih, Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat, Ar-Riyadhoh artinya
latihan diri, dan Al-Wafa’ artinya tepat janji.
Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah
“Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah
dada. Adapun pasukan-pasukannya adalah Husnul Khuluq artinya baik akhlak, Tarku
maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh, Al-Luthfu bil kholqi artinya
lembut kepada makhluk, Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada
kebaikan, Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk, dan Al-Mail
ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim
artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna
mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah
bercahayanya ruh-ruh mereka.
Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah
“Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun
pasukan-pasukannya adalah, Ilmu Al’Yaqiin,
Ainul Yaqiin, dan Haqqul Yaqiin.
Akal (Realistik Rasionalistik)
Akal berasal dari bahasa arab,
al-‘aql. Kata al-‘aql adalah mashdar dari kata ‘aqola – ya’qilu – ‘aqlan yang
maknanya adalah “ fahima wa tadabbaro “ yang artinya “paham (tahu, mengerti)
dan memikirkan (menimbang) “. Maka al-‘aql, sebagai mashdarnya, maknanya adalah
“ kemampuan memahami dan memikirkan sesuatu “. Sesuatu itu bisa ungkapan,
penjelasan, fenomena, dan lain-lain, semua yang ditangkap oleh panca indra.
Qolbu (Spiritual)
Qolbu adalah sebuah latifah dimensi
ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik. Tidak ada yang tahu dimana letak
qolbu sebenarnya, yang dapat diketahui adalah implementasi dari qolbu yang
berupa akhlak. Qolbu lebih mengarah pada jati diri seseorang yang murni.
Jika dibandingkan, pemahaman
terhadap hakekat manusia menurut Al-Ghazâli melalui pendekatan tasawuf dan pendekatan
barat (Maslow) melalui pendekatan ilmiah tampaknya memiliki pandangan yang
sama, yaitu memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi-potensi
baik dan mampu diaktualisasikan sehingga mencapai manusia sempurna (al-insân
al-kamîl).
Tujuan pengembangan kepribadian
menurut Ghazali mengarah pada pembentukan individu yang memiliki konsistensi
iman, islam, ibadah dan mu’amalah untuk mendapat ridha Allah. Dalam kepribadian,
menurut Ghazali, faktor keturunan sebagai salah satu penentu kepribadian.
Ghazali menekankan teorinya pada konsep kepribadian Muthmainnah. Kepribadian
Muthmainah yang mengantarkan manusia pada eksistensi sebenarnya sebagai hamba
Allah. Faktor utama yang mempengaruhi kepribadian menurut Ghazali adalah keluarga
dan interaksi sosial.. Pandangan Al-Ghazali tentang pendidikan lebih cenderung
pada pendidikan moral dengan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat
keutamaan pada anak didik.
Gambar Ilustrasi
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat