Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Senin, 16 Maret 2015

[Gambar] Menunggu Orang yang Kita Cintai

Tanggal terbit: 16 Maret 2015

Kemarin, hari Sabtu 15 Maret 2015 tepatnya jam 15.00-19.00 WIB saya menyempatkan untuk bertemu dengan mantan saya yang terakhir. Bilangnya sih ada sesuatu yang mau dibahas. kirain bakalan membahas masalah kimia, matematika atau sains. Ternyata pada akhirnya membahas masalah cinta.


Jujur saja cukup sakit hati ketika dia bilang udah enggak suka lagi. Hati ini rasanya terpecah menjadi 7 bagian, berserakan, dan memancarkan energi. Mengapa? Mungkin karena saya yang masih ngarep dalam hal ini. Lalu buat apa selama ini saya harus terus menjomblo selama 15 bulan? Mungkin salah satu alasan dan alasan terkuatnya adalah karena dia.


Tapi ada yang lebih aneh, dia bilang tidak suka lagi tapi ngajak ketemuan. Absurd sekali fenomena ini. Mungkin bisa saya daftarkan di rekor MURI. atau mungkin dia sebenarnya bohong. Wanita kan seperti itu, suka gengsi akan perasaannya sendiri.


Akhirnya kita membahas masalah masa lalu kita. Waktu dimana saya pernah berbuat banyak kesalahan padanya, dan begitu juga sebaliknya. Menyesal, menertawakan kekonyolan diri sendiri, memaki dan mencoba bijaksana. Itulah yang kami lakukan.


Malam itu gerimis, akhirnya kami sepakat akan satu hal. Aku akan menunggunya sampai tanggal 17 Juli 2017.  Jika dia tidak menikah, maka aku yang harus menikahinya. Apakah ini adil? Entahlah. Apapun akan saya lakukan untuk menebus dosaku padanya.


Karena kejadian itu. Sepanjang perjalanan menuju kosan saya merenung banyak hal. Mungkin ini adil. Lalu tercetuslah kata-kata: "Menunggu orang yang kita cintai untuk menikahi kita, memang perbuatan bodoh. Tetapi, menjali hidup dengan orang yang tidak kita cintai, itu lebih bodoh lagi. Kawan, Cinta tidak sebercanda itu"



Selanjutnya saya akhirnya membuat cerita singkat tentang kisah ini. Berikut ceritanya:
Suatu ketika ada seorang wanita yang harus kehilangan sebelah tangannya, karena terlibat kecelakaan. Waktu itu motor yang dia naiki bersama pacarnya melaju tak terkendali di jalan yang curam, sehingga menabrak tiang listrik.
Akibat kejadian itu, sang perempuan menjadi sangat membenci sang pria. Hubungan mereka pun harus berakhir.
Dua tahun kemudian, di senja yang bermetamorfosis, mereka bertemu lagi. Sang Wanita masih membenci Sang Pria. Dia kesal karena tangannya hilang sebelah dan tidak bisa dikembalikan lagi. Sang wanita juga menjadi tidak percaya diri lagi untuk menjalin hubungan dengan pria lain. Apalagi usianya sekarang sudah menginjak 27. Saatnya menikah.
Sang Pria menunduk. Merasa bersalah. Lalu dia mengatakan bahwa dia masih mencintai Sang Wanita. Tenang saja, aku tunggu kamu sampai usia 35 tahun. Jika tidak ada pria yang mau menikahimu. Biar aku saja yang melakukannya.
Sang Wanita terheran. Bertanya mengapa dia mau melakukan hal bodoh seperti itu? Padahal Sang wanita sudah tidak menyukainya lagi.
Sang pria menjawab: "menunggu orang yang kita cintai untuk menikahi kita memang perbuatan bodoh. Tetapi, menjalani hidup bersama orang yang tidak kita cintai, itu lebih bodoh lagi".
Sang Pria lalu berlalu. Disoraki oleh rintik hujan, dan disinari oleh lembayung senja yang menari.
Ini kisah nyata anak manusia. Mungkin terkesan romantis bagi yang membacanya. Tapi tidak bagi yang menjalaninya.
Karya: Rofa Yulia Azhar
Tentang Masa Depan

0 komentar :

Posting Komentar

Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat