Oleh: Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit: 21 Juni 2012
Update: 13 Maret 2014
Teringat akan pertanyaan
teman saya pada waktu saya
masih muda, waktu semester tiga (waktu itu masih lucu, imut, ngegemesin.
Jiah... sekitar tahun 2010), yang namanya saya samarkan yaitu Rida Farida (Perasaan mah. Tapi
entah apa orangnya ingat atau tidak). Dia bertanya tentang perasaan wanita yang
suka memakai cadar + pakaian yang cukup besar + rata-rata berwarna hitam
(sering disebut dengan panggilan akrab ‘jubah’).
Secara jujur, karena di
kampus tempat saya belajar, UIN Sunan Gunung Djati cukup mudah juga untuk
menemukan spesies manusia dengan pakaian seperti itu. Bahkan, di Toserba Borma ketika
saya sedang beriang hati berbelanja saya juga pernah melihatnya. Jadi saya cukup tertarik juga untuk
membahasnya, terutama setelah membaca novel Aku Menggugat Akhwat dan Ikhwan.
Percakapan
dengan teman saya (2,5 tahun yang lalu):
“Itu yang menggunakan jubah apa tidak
panas ya? Warnanya kan hitam, padahal warna hitam itu sangat baik untuk
menyerap panas?” tanyanya padaku.
“Panas mungkin, tapi karena imannya kuat
untuk melaksanakan keyakinannya itu yang membuat dia bisa bertahan dengan hawa
panas tersebut” jawabku dengan simple (seriusan aku waktu itu tidak berpikir
jawaban yang lain. Anda mungkin banyak yang setuju dengan pendapat saya ini).
“Tapi katanya, menggunakan jubah itu
nyaman, adem dan dingin” tambahnya.
“Mungkin sudah terbisa menggunakannya
jadi terasa biasa saja”
Kata-Kata di novel “Aku Menggugat
Akhwat dan Ikhwan” malah lebih ironis. Dalam suatu kondisi, tokoh utama yang
merupakan seorang Akhwat menggambarkan penderitaannya sebagai seorang Akhwat yang
menggunakan Jilbab Besar (jubah) pada suatu saat ketika pada siang hari yang
panas dia sedang berada di dalam angkot. Tapi karena keimanannya dia menjadi
menikmati suasana seperti itu.
Lalu
ironis dari mananya?
Ini ajaran yang cukup buruk.
Mungkin karena pengarang novel itu adalah seorang lelaki. Tapi jelas isinya
malah bisa menakut-nakuti orang yang akan menggunakan jilbab besar.
Faktanya yang saya dapat
jelaskan dengan ilmu pengetahuan yang logis. Walaupun dari sudut lainnya, fakta
berkata jika saya adalah seorang lelaki yang tak pernah mencoba menggunakan
jubah. Kondisi sebenarnya, ternyata benar dan saya mampu menjamin jika menggunakan
jubah itu lebih dingin dari menggunakan baju muslim biasa! (teret... tetet...
tetet...)
Mengapa
hal itu bisa terjadi?
Sebenarnya pertanyaan ini seharusnya bisa dijawab oleh anak kelas 5 SD. Berarti saya sudah terlalu dungu dan tua untuk menjawabnya. Pahami beberapa premis di bawah ini sebuah apersepsi awal:
Sebenarnya pertanyaan ini seharusnya bisa dijawab oleh anak kelas 5 SD. Berarti saya sudah terlalu dungu dan tua untuk menjawabnya. Pahami beberapa premis di bawah ini sebuah apersepsi awal:
- Udara adalah zat penghantar panas yang buruk
- Angin adalah udara yang bergerak
- Terjadinya angin dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu suhu dan tekanan.
- Mayoritas terjadinya angin di ruang dan waktu yang kita diami secara alami terjadi karena perubahan suhu (udara bergerak dari tempat yang suhunya panas ke tempat yang suhunya dingin. Anda masih ingat proses terjadinya angin darat dan angin laut kan?)
- Sedangkan angin yang terjadi karena perubahan tekanan secara alami jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi pada suatu mesin atau alat praktikum.
- Benda hitam/gelap besifat menyerap panas dan benda terang/putih/mengkilap bersifat memantulkan panas. (makanya wajan yang saya punyai dipertahankan warna hitam pada bagian bawahnya. Haha... Sejujurnya saya malas mencucinya )
Jika
anda sudah mengerti kita akan membahas penjelasan lanjutannya:
Benar sekali jika seharusnya orang yang berpakaian dengan warna gelap, tubuhnya akan merasakan panas yang berlebih. Tapi itu terjadi jika pakaiannya pas-pasan (bahasa Sunda; merecet). Sesuatu yang terjadi pada jubah adalah hal yang unik, karena jubah itu longgar (bahasa Sunda; Godombrang) yang menyebabkan adanya ruang antara kain luar dengan kulit pemakainya. Ruang ini terisi oleh udara. Karena warna hitam dari jubah terus-terusan menyerap panas, maka panas akan terkumpul dan diserap oleh udara yang berada di antara kain luar dengan kulit. Sehingga udara yang ada di ruang antara kulit dengan kain luar menjadi lebih panas dari udara di luar (di lingkungan). Bingo,
Perbedaan suhu ini menyebabkan udara mengikuti sifat naluriahnya yaitu mencari tempat yang lebih dingin (ingat apersepsi kita). Maka udara yang ada di ruang antara kain luar dan kulit akan bergerak keluar dan digantikan oleh udara yang ada di luar. Pergerakan udara ini menimbulkan angin (saya menamainya denga nama angin dalam). Angin inilah yang membuat kulit si pemakai jubah selalu merasa dingin. Tapi anda jangan berharap jika rasa dingin yang ditimbulkan seperti rasa dingin di ruangan ber-AC. Saya pastikan lebih dingin dari menggunakan pakaian muslim biasa.
Benar sekali jika seharusnya orang yang berpakaian dengan warna gelap, tubuhnya akan merasakan panas yang berlebih. Tapi itu terjadi jika pakaiannya pas-pasan (bahasa Sunda; merecet). Sesuatu yang terjadi pada jubah adalah hal yang unik, karena jubah itu longgar (bahasa Sunda; Godombrang) yang menyebabkan adanya ruang antara kain luar dengan kulit pemakainya. Ruang ini terisi oleh udara. Karena warna hitam dari jubah terus-terusan menyerap panas, maka panas akan terkumpul dan diserap oleh udara yang berada di antara kain luar dengan kulit. Sehingga udara yang ada di ruang antara kulit dengan kain luar menjadi lebih panas dari udara di luar (di lingkungan). Bingo,
Perbedaan suhu ini menyebabkan udara mengikuti sifat naluriahnya yaitu mencari tempat yang lebih dingin (ingat apersepsi kita). Maka udara yang ada di ruang antara kain luar dan kulit akan bergerak keluar dan digantikan oleh udara yang ada di luar. Pergerakan udara ini menimbulkan angin (saya menamainya denga nama angin dalam). Angin inilah yang membuat kulit si pemakai jubah selalu merasa dingin. Tapi anda jangan berharap jika rasa dingin yang ditimbulkan seperti rasa dingin di ruangan ber-AC. Saya pastikan lebih dingin dari menggunakan pakaian muslim biasa.
Cukup
jelas kan?
Apa yang saya jelaskan sebenarnya adalah materi yang diajarkan di mata pelajaran IPA kelas lima. Saya berusaha mengemasnya dengan kata-kata yang cukup mudah untuk dipahami. Dengan penjelasan itu kita juga memahami mengapa warna hitam sangat spesial untuk jubah, khususnya untuk wanita di arab. Subhanallah, Sungguh inilah tanda kebesaran Allah.
Apa yang saya jelaskan sebenarnya adalah materi yang diajarkan di mata pelajaran IPA kelas lima. Saya berusaha mengemasnya dengan kata-kata yang cukup mudah untuk dipahami. Dengan penjelasan itu kita juga memahami mengapa warna hitam sangat spesial untuk jubah, khususnya untuk wanita di arab. Subhanallah, Sungguh inilah tanda kebesaran Allah.
Gambar Dua Wanita yang Menggunakan Cadar
Catatan:
Tulisan ini saya buat untuk membantu
para pembaca dalam memahami makna jubah yang sebenarnya. Jubah tak perlu
ditakuti. Sehingga anda dapat menjelaskan ke masyarakat tentang fakta ini.
Awalnya saya juga pernah mencibir; “Apa mereka tidak kepanasan?” (saya
benar-benar pembual)
Selamat mencoba.
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat