Oleh: Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit: 19 September 2012
Sumber: Dikutip dari berbagai sumber dengan perubahan seperlunya.
Aturan utama dalam sebuah organisasi: "Semua adalah salah anda pemimpin"
Ketika sedang khusyuk browsing dan membaca tentang artikel-artikel yang ada di dunia maya. Terbaca dengan disengaja sebuah pertanyaan di yahoo answer.
Pertanyaannya: "Bagaimana caranya menjadi pemimpin?". Banyak juga yang
berusaha menjawab, tapi ada satu jawaban yang membuat sayu kagum. Orang
itu menjawab: "Ikut pemilu". Sebenarnya bukan jawabannya yang membuat
saya kagum, melainkan pola pikirnya. Setidaknya itulah pola pikir yang
harus dimiliki seorang pemimpin, dan anda juga tida bisa men-judge
bahwa apa yang dia katakan salah.
Siapa Itu Pemimpin?
Pemimpin
itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan (Gage), sejalan dengan
itu, menurut Rasulullah SAW menyatakan bahwa pada dasarnya kita semua
ini adalah pemimpin. “Kullukum Ro’in wakullukum masulun ‘an ro’iyyatihi” yang artinya adalah setiap kamu adalah pemimpin dan
setiap pemimpin pasti akan diminta pertanggungjawaban akan apa yang
dipimpinnya. Misalnya Presiden Indonesia, pada faktanya dia adalah
pemimpin yang memimpin 239.870.940 pemimpin. Lho kok bisa? alasannya singkat; karena jumlah pendududuk Indonesia berjumlah 239.870.940 (Data Bank Dunia, 2010).
Ciri Seorang Pemimpin
Banyak
sekali para calon pemimpin besar atau yang sudah menjadi pemimpin
sekalipun membaca buku tentang tata cara pemimpin (dan buku tentang
kepemimpinan itu sangat banyak sekali). Setidaknya menurut saya mereka
melakukan satu kesalahan fatal, yaitu membuang-buang waktu karena saya bisa menjamin bahwa semua buku akan
menjelaskan ciri seorang pemimpin itu adalah: mampu mempengaruhi orang
banyak, cerdas, mampu membaca situasi dan yang terpenting berkharisma
(berasal dari bahasa yunani yang artinya 'anugrah'). Padahal ciri utama
seorang dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin adalah: Bertanggung jawab. Ketika anda
sudah bisa bertanggung jawab atas apa yang anda putuskan dan lakukan itu
artinya anda seorang pemimpin . Bagaimana Menjadi Pemimpin?
- Ada dua teori tentang bagaimana menjadi pemimpin. Teori pertama disebut dengan “Great Man Theories”, menurut teori ini, seorang pemimpin menjadi pemimpin karena semata-mata ia memang telah terlahir dan tercipta sebagai pemimpin. Mau tidak mau anda harus mempercayainya; Gusdur menjadi presiden karena ayah dan kakeknya juga seorang pemimpin, Kim Jong Un menjadi pemimpin Korut karena ayahnya juga pemimpin, Megawati jadi pimpinan partai dan presiden karena ayahnya dulu presiden, Nabi Muhammad jadi pemimpin karena .... (saya tidak mau melanjutkan kata-kata ini, anda sudah tau alasannya). Teori ini juga menekankan aspek; "Sekuat apapun anda berusaha, jika anda tak terlahir sebagai pemimpin, anda tak akan pernah menjadi pemimpin". Bukankah banyak yang mencalonkan diri jadi Capres atau lurah tapi gagal terus? Nilai manusia, bukan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup; bukan apa yang diperoleh, melainkan apa yang telah diberikan; bukan apa pangkatnya, melainkan apa yang telah diperbuat dengan tugas yang diberikan Tuhan kepadanya (Ministry).
- Teori yang kedua disebut “Trait Teories”, siapapun dari kita bisa menjadi pemimpin, sebab setiap orang sesungguhnya dianugerahi oleh Sang Creator (Tuhan yang Maha Iradat) berbagai potensi untuk menjadi pemimpin. Untuk teori tak kalah juga contohnya; Hitler (dulunya gelandangan), Ken Arok (Dulunya seorang perampok), dan Rofa Yulia Azhar (dulunya bayi lucu). Oke, saya akui jika yang terakhir bukanlah contoh.
- Lamanya orang berkuasa dapat dilihat dari tampan/cantiknya berdasarkan penilaian secara lokal (sebangsa). Walau menurut orang banyak yang mengatakan bahwa kecantikan dan ketampanan adalah sesuatu yang relatif (Itu mah kata kita yang wajahnya pas-pasan; membahagiakan diri sendiri), tapi terbukti ada benarnya juga. Contohnya soekarno, beliau memiliki banyak istri dan dipuja (berarti tampan) dan memerintah dengan lama, terus Soeharto sampai 32 tahun jadi presiden (beliau juga tampan). Nah, beda lagi sama Gus Dur, Megawati dan Habibie. (hehe... Saya tidak bilang jelek ya!! Saya hanya mengarahkan pemikiran anda untuk berpikir demikian; jadi saya tak dosa). Contoh lainnya adalah Kim Jong Un, beliau dioperasi plastik puluhan kali agar terlihat tampan dan kita lihat apakah dia akan bertahan lama?
- Tulisan saya di atas (poin 3) jangan terlalu dipikirkan. Saya hanya membuat hipotesis sementara yang pasti banyak orang yang akan menyetujuinya. Dilewat juga dan tidak dibaca tak mengapa.
- Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang "gila". Anda mungkin pernah berpikir jika Hitler gila. Dia telah membunuh jutaan orang Yahudi. Tapi tahukah anda sebelum meninggal Hitler pernah berujar; "Hari ini semua orang membenci saya karena telah membunuh banyak orang yahudi, tapi di masa depan mereka akan berterimaksih kepada saya". Ternyata, bukankah itu benar? Coba orang Yahudi musnah, Palestina dan negara lainnya sekarang tak akan menderita. Contoh lainnya Dicky Chandra. Menurut saya dia gila, dia rela melepas jabatannya sebagai wakil bupati Garut dan rela memainkan peran waria di OVJ (waktu terpaksa nonton OVJ). Tapi itulah para pemimpin sejati; "mereka semua gila". Termasuk pak SBY, coba lihat kantung matanya yang hitam. Pasti dia sangat kekurangan tidur sekali.
Apa yang Harus Dilakukan Seorang Pemimpin?
- Paling utama adalah bertanggung jawab. Tapi setelah itu pemimpin harus visioner. Jika biasanya ketika bangun tidur anda berpikiran hari ini akan melakukan apa, berarti anda tidak visioner. Seorang visioner adalah orang yang mampu memprediksi apa yang akan terjadi, mempunyai harapan, punya tujuan dan mengusahakannya. Orang visioner adalah orang yang tahu apa yang akan dia kerjakan 3 hari mendatang, 10 tahun ke depan, 50 tahun ke depan atau dia sudah tau apa yang akan dia lakukan ketika dia sudah di surga (Hasiik... bidadari,,, *_*).Tapi saya suka bingung dengan para pemimpin yang sering memikirkan senang-senangnya duluan dibandingkan penderitaan dari kegagalan keputusan yang dia ambil. Ini visionernya buruk. Cepat matilah pemimpin yang seperti itu (Kidding...). Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah, tetapi tahu apa yang akan dilakukannya bila menang. Sedangkan, pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukannya bila ia menang, tetapi tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah. – Eric Berne. Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan mengerjakannya tiga hari kemudian. –Abdullah Ibnu Mubarak
- Aturan pertama dalam berorganisasi; "semua salah anda pemimpin". Apapun hasilnya pemimpin tak boleh menyalahkan siapapun. Kegagalan terjadi karena pemimpin kurang prediktif, tidak visioner, plin-plan, lambat, kurang mengawasi, lengah, dll. Pemimpin juga tidak boleh marah atau benci ketika bawahannya menunjukan kesalahannya. Terimalah dengan lapang dada (Ini hal yang paling saya tahu teorinya tapi paling saya benci mengapliksikannya).Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. -Khalifah ‘Umar. Orang mulia menyalahkan dirinya, orang bodoh menyalahkan orang lain. -Jully Cheung
- Tidak pernah putus asa. Seorang pemimpin harus takut gagal sehingga dia merencanakan sesuatunya dengan matang dan kegagalan menjauh darinya. Tapi saya percaya semua pemimpin pernah gagal. Maka bersyukurlah katika anda gagal, karena gagal mendewasakan tindakan dan pikiran anda. Kegagalan adalah sesuatu yang bisa kita hindari dengan; tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa. - Denis Waitley
- Pemimpin tidak harus pintar akan segala hal, tapi harus pandai memanfaatkan apa yang ada. Ini yang penting dari pemimpin, jika tidak mengerti sebaiknya tanyakan kepada orang yang ahli. Saya yakin presiden Amerika, Barack Obama tidak mengerti masalah pertanian. Tapi dia mampu memanfaatkan orang-orangnya agar menyusun kebijakan mengenai apa yang tidak dia ketahui. 5 Kelemahan pada setiap orang: a. Di saat sembarangan, mudah membunuhnya. b. Di saat takut, mudah menangkapnya. c. Di saat marah, mudah menghasutnya. d. Di saat sensitif, mudah menjadikannya terhina. e. Di saat emosional, mudah membuatnya gelisah. -Anonim
- Pandai Memainkan Situasi. Kita ambil contoh sederhana di lingkungan sendiri sebagai suami atau istri. Semua kita tentu tahu bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk pria (katanya). Maka, jangan sekali-kali meluruskan tulang rusuk, lalu harus gimana? tulang rusuk itu harus diusap-usap, bagaimana setelah diusap ? Ya tetap saja bengkok he…he…., maksudnya jika kita sebagai laki-laki, kepada wanita itu harus lemah lembut lah. Sama seperti kepada bawahan, agar mereka dengan senang hati mengerjakan perintah kita, maka berbaik hatilah.
- Pintar memanipulasi keadaan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang paling pintar membuat segala sesuatunya baik-baik saja. Hal ini dimaksudkan agar bawahannya tetap tenang bekerja. Biarlah pemimpin yang tahu dan menanggung segala resikonya.
- Milikilah sifat baik. Dr. Ara Hidayat, M. Pd. pernah mengatakan seorang pemimpin yang baik harus memiliki sifat yang baik. Tapi jangan kejauhan baiknya, misalnya "ingin seperti Rasulullah", beliau mengatakan "Jangan mengkhayalah... Itu hanya nabi yang bisa melakukannya. Kita jadi diri kita sendiri saja dan tetap berusaha baik" (saya suka kata-kata beliau).
Gambar Ilustrasi Mengenai Seorang Pemimpin
artikel yang baik... seep. kalau bisa ditambah lagi. jempol dua buat yang posting.
BalasHapusTerimakasioh atas tanggapannya
Hapus^_^
terimakasih bro buat informasinya.. mantab deh bro..
BalasHapusIya sama-sama. Semoga bermanfaat...
Hapus^_^