Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 25 September 2012

Student Centered (Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa)

Oleh                : Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit  : 25 September 2012


Pengaruh teori pembelajaran kognitif yang cukup luas, penelitian-penelitian yang mengkaji pemikiran para pakar, dan kritik-kritik terhadap pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru pada akhirnya melahirkan upaya-upaya untuk menekankan peran siswa dalam pembelajaran. Penekanan ini mengharuskan guru untuk merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran di mana siswa memiliki tanggungjawab yang lebih besar terhadap pembelajaran merekasendiri dan berinterksi dengan yang lain selama mempelajari konten baru (Cornelus-White dalam Jacobsen, 2009: 229).
Pembelajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan strategi-strategi pembelajaran di mana guru lebih memfasilitas daripada harus mengajar langsung (McCombs & Miller, 2007). Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa (Jacobsen et al., 2009: 227). Tujuan strategi-strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa mencakup hal-hal berikut ini (Jacobsen, 2009: 228):
a.    Pengembangan proses-proses kemampuan berkomunikasi, seperti sikap toleran terhadap pandangan-pandangan yang tidak sependapat dengannya, mampu bekerja dalam kelompok, dan sikap kritis terhadap pendapatnya dan pedapat orang lain.
b.    Pengembangan pemahaman yang mendalam tentang topik, seperti mengidentifikasi hubungan antara satu fakta/konsep dengan fakta/konsep lainnya.
c.         Pengembangan kemampuan penelitian dan pemecahan masalah.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa menyertakan karakteristik-karakteristik berikut ini (Jacobsen, 2009: 228-229):
a.   Siswa-siswa berada dalam pusat proses pembelajaran; sedangkan guru mendorong mereka untuk bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
b.   Guru membimbing pembelajaran siswa dan mengintervensi hanya jika diperlukan untuk mencegah mereka melakukan miskonsepsi.
c.       Guru menekankan pemahaman yang mendalam tentang konten dan proses-proses yang terlibat di dalamnya.

Karena siswa bertanggungjawab untuk membangun pemahaman mereka sendiri, guru mungkin menyimpulkan tujuan-tujuan pembelajaran dengan salah, dengan menganggap bahwa keberadaan guru kurang penting dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada siswa.
Begitu juga dengan menyimpulkan bahwa diskusi dan bentuk interaksi sosial akan secara otomatis menuntun siswa pada pembelajaran merupakan kesimpulan yang tidak tepat. Guru menginginkan siswa menjadi disiplin, dan ining siswa memiliki pemahaman yang masuk akal., tetapi pemahaman mereka harus valid. Jika siswa salah jalan atau mengembangkan pemahaman yang keliru tentang suatu topik, guru harus mengintervensi dan mengatur ulang diskusinya (Ding, Li, Piccolo, & Kulm, 2007).
Akhirnya, karena guru tidak berceramah dan tidak secara langsung menjelaskan, maka ini mungkin akan terlihat seperti peran guru yang kurang penting dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru. Padahal, dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, peran guru menjadi lebih subtil dan lebih urgent  lagi daripada pada pembelajaran yang berpusat pada guru karena pada pembelajaran yang berpusat pada siswa guru harus dapat membimbing siswa agar dapat pemahaman yang mendalam tentang sebuah topik yang merupakan suatu pekerjaan yang sulit.

Gambar Skema Student Centered

4 komentar :

Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat