Oleh : Samadin
Tanggal terbit : 4 Desember 2012
Pembelajaan
inkuiri model Silver adalah pembelajaran yang meliputi tugas dan aktivitas
pemecahan masalah (problem solving)
dan pengajuan masalah (problem posing)
(Wardani, 2009:10).
1.
Problem
Posing.
Problem posing ialah
perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa
perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecahkan soal
yang rumit dan mencari alternatif
pemecahan yang lain dari informasi atau situasi yang
tersedia, baik dilakukan sebelum, ketika, atau setelah penyelesaian suatu soal
(Silver & Cai, 1996:523).
2.
Problem
Solving.
Problem
solving
adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan
memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil
kesimpulan yang tepat dan cermat. Problem
Solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Terdapat 3 ciri utama dari problem
solving yaitu:
- Problem solving merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. problem solving tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui problem solving siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
- Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem solving menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
- Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan penedekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. (Mufida, 2010:1).
Solusi
soal pemecahan masalah dapat diperoleh melalui beberapa tahapan-
tahapan
atau langkah-langkah. Polya 1957, (dalam Wardani 2009:), mengemukakan bahwa
solusi
soal pemecahan masalah memuat
empat tahapan atau
langkah penyelesaian
yaitu: 1) memahami masalah
(understanding the
problem), 2) membuat rencana pemecahan
(divisingaplan),
3) melakukan perhitungan
(carrying
out the plan), dan 4) memeriksa
kembali hasil yang
diperoleh
(looking back).
Tanpa
adanya
pemahaman
terhadap masalah
yang
diberikan, siswa
tidak
mungkin mampu
menyelesaikan
masalah tersebut
dengan benar.
Pembelajaran inkuiri
mempunyai
kekuatan dan kelemahan. Pendapat beberapa
ahli
yang mengemukakan kekuatan
dan kelemahan
pembelajaran inkuiri
sebagai
berikut:
- Dapat mengembangkan seluas-luasnya cara berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan/memproses keterangan.
- Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
- Sedangkan kelemahanpembelajaraninkuiriadalah:
- Tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan inkuiri, terutama siswa berkemampuan kurang.
- Relatif lebih banyak membutuhkan waktu.
Walaupun mempunyai kelemahan, namun kelemahan dalam pembelajaran inkuiri ini dapat diatasi dengan mengkondisikan kelas menjadi kelompok- kelompok kecil. Dengan membuat kelompok yang kooperatif
diharapkan pembelajaran lebih efektif.Siswa berkemampuan kurang dapat dibantu
oleh
siswa lain alam
kelompoknya yang berkemampuan
baik
atau cukup.
Gambar Ilustrasi
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat