Oleh : Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit : 7 Oktober 2013
Sumber : Tim
Pudak. 2011. Energi Terbarukan. Bandung:
Pudak Scientific.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Menyajikan hasil diskusi tentang dampak positif dan negatif pemakaian
hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah melakukan percobaan ini peserta diharapkan
dapat:
1.
Membuat biodisel
2.
Menjelaskan prinsip pembuatan biodisel
3.
Mengidentifikasi
kegunaan biodisel dalam kehidupan sehari-hari
SMA Kelas XII.
Tekan Impor, Pemerintah Tambah Kadar
Biodiesel
Tempo, Jakarta - Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan penambahan kapasitas produksi
bahan bakar nabati (biodiesel) di dalam negeri mampu mengurangi beban impor
bahan bakar minyak, terutama solar. Dengan berkurangnya impor solar, diharapkan
defisit neraca perdagangan nasional akan membaik, sehingga nilai tukar rupiah
akan kembali menguat. "Pemerintah akan menambah kadar biodiesel dalam
solar hingga 10 persen," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian
Keuangan, Jumat sore, 23 Agustus 2013.
Total kebutuhan dalam negeri atas bahan bakar minyak mencapai 30 juta kilo liter setahun. Sementara kemampuan produksi kilang dalam negeri hanya 12 juta kilo liter per tahun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan BBM Nasional, pemerintah harus mengekspor 18 juta kilo liter BBM. Dari jumlah keselurahan itu, 16 juta kilo liter di antaranya merupakan kebutuhan dalam negeri atas solar. Dari jumlah itu, 11 juta kilo liter solar diproduksi di dalam negeri, sisanya masih harus diekspor.
Pengurangan impor solar ini, kata Jero, selain untuk menyelamatkan devisa, juga bermanfaat untuk menambah lapangan pekerjaan dengan peningkatan kapasitas produksi di pabrik-pabrik sawit. Sebelumnya kadar biodiesel yang ditetapkan pemerintah hanya sebesar 7,5 persen itupun sifatnya belum mandatory sehingga produksinya masih tersendat.
"Selama ini yang terealisasi di
Pertamina baru mencapai 5 persen. Jadi dalam paket kebijakan ekonomi ini selain
kita tingkatkan jadi 10 persen, sifatnya juga mandatory, alias wajib,"
katanya.
Menurut Jero, kalangan pengusaha sawit sudah menyatakan siap untuk mengikuti kebijakan ini. Adapun untuk menjamin produksi biodiesel terserap nantinya, pemerintah berencana memprioritaskan penggunaan bahan bakar nabati ini untuk pembangkit listrik tenaga diesel. "Perusahaan Listrik Negara menyatakan bisa menyerap sampai 30 persen," katanya.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan kebijakan ini selain berdampak secara signifikan terhadap tingkat impor solar, juga memberikan manfaat lain karena harganya yang lebih murah. Dia menjelaskan, sebetulnya ada gejala tingkat impor BBM turun pasca kenaikan harga BBM pada Juli lalu.
"Ini terlihat dari pertumbuhan konsumsi BBM pada Juli hanya 4 persen dari yang biasanya 6 sampai 7 persen," kata Chatib. Tapi penurunan itu tidak cukup sehingga perlu ada upaya lain untuk menekan impor.
(Sumber: Harian Online
Tempo, 2013)
Setelah membaca wacana di atas apakah kalian
sudah tahu apa yang dimaksud dengan biodiesel? Mahkluk hidup seperti tumbuhan
dan hewan dapat menghasilkan materi yang dapat diolah menjadi bahan bakar,
energi yang terkandung dalam bahan bakar tersebut dinamakan energi bio. Energi
bio merupakan energi alternatif yang baik karena memungkinkan untuk menggunakan
energi tanpa meningkatkan kadar karbondioksida di udara. Penggunaan bahan bakar
fosil akan membawa karbon yang tertimbun keluar menjadi karbondioksida. Sedangkan
tanaman yang umumnya menjadi sumber energi bio justru dapat mengurangi emisi
karbondioksida.
Hingga saat manusia dapat mengolah bermacam
materi organik menjadi sumber energi bio baik berbentuk padatan, cairan, maupun
gas. Contoh‐contoh pengolahan materi organik menjadi sumber energi
bio antara lain; pengolahan limbah basah seperti kotoran hewan untuk
menghasilkan biogas, pengolahan kayu menjadi bahan bakar padat berbentuk pelet,
pengolahan minyak sawit menjadi biodiesel, dan masih banyak lagi. Mesin‐mesin
industri dan otomotif umumnya menggunakan bahan bakar solar yang diperoleh dari
minyak bumi. Dengan adanya biodiesel, diharapkan penggunaan solar dapat beralih
menjadi biodiesel. Minyak kelapa yang diolah menjadi biodiesel umumnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar dengan cara mencampurnya dengan bahan bakar
konvensional yaitu solar. Namun saat ini beberapa perusahaan otomotif yang
telah membuat mesin yang dapat bekerja hanya menggunakan biodiesel. Dalam
kesempatan ini, kita akan belajar salah satu cara mengolah materi organik
seperti minyak sawit menjadi bahan bakar yang disebut biodiesel.
No.
|
Nama
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Magnetic
Stirrer dengan Pemanas
|
1
buah
|
|
2
|
Labu
Erlenmeyer 250 mL
|
1
buah
|
|
3
|
Termometer
|
1
buah
|
|
4
|
Batang
Pengaduk
|
1
buah
|
|
5
|
Gelas
Kimia 500 mL
|
1
buah
|
|
6
|
Gelas
Kimia 250 mL
|
2
buah
|
|
7
|
Neraca
311
|
1
buah
|
|
8
|
NaOH(s)
|
0,25
gram
|
|
9
|
Metanol(aq)
|
25
mL
|
|
10
|
Minyak
Kelapa Sawit
|
100
mL
|
|
11
|
Alumunium
Foil
|
Secukupnya
|
|
12
|
Air
|
Secukupnya
|
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Isi gelas kimia
500 mL dengan air kira‐kira sampai kira‐kira
seperempat tinggi gelas kimia. Letakkan di atas magnetic stirrer, lalu panaskan
hingga mencapai suhu 50oC-60oC. Pertahankanlah suhu air
dalam gelas kimia dalam rentang suhu tersebut.
Gambar 1. Prosedur Penangasan Air pada
Magnetic Stirrer
2. Masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml minyak sawit.
Panaskan dalam bak pemanas, hingga suhunya kira‐kira sama dengan suhu dalam bak
pemanas, untuk mengetahuinya, dapat dilakukan dengan meraba suhu labu
Erlenmeyer dengan tangan.
3. Masukkan ke dalam gelas kimia 0,25 gram NaOH, lalu
campurkan dengan 20 mL methanol sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga NaOH
benar‐benar
larut dalam metanol. NaOH mudah bereaksi dengan udara, jadi harus dilakukan
dengan cepat. Usahakan penguapan minimum selama pengadukan. NaOH berfungsi
sebagai katalis.
4. Masukkan larutan NaOH dan metanol ke dalam labu
Erlenmeyer sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer. Lakukan
hingga seluruh larutan tercampur, tutup dengan alumunium foil dan biarkan
selama 45 menit.
5. Letakkan labu erlenmeyer ke dalam bak pemanas, tutup
dengan alumunium foil, panaskan selama ±45 menit atau sampai semua minyak
kelapa habis bereaksi. Lebih lama lebih baik, namun jangan lebih dari 120
menit. Selama pemanasan jaga agar suhu air dalam bak tetap ±60oC.
Gambar 2. Prosedur Penangasan Air pada
Magnetic Stirrer
6. Angkat labu erlenmeyer keluar dari bak pemanas, biarkan
mendingin selama 30 menit . Pada tahap ini gliserol akan mengendap karena massa
jenisnya lebih besar, sedangkan biodiesel akan berada di lapisan atas karena
massa jenisnya lebih ringan. Untuk mempercepat pengendapan boleh digunakan alat
sentrifugal jika ada.
7. Pisahkan minyak biodiesel ke dalam gelas kimia
menggunakan pipet. Untuk membersihkan biodiesel dari gliserol maupun katalis
yang mungkin terbawa, tambahkan 100 mlmaquades, aduk selama beberapa saat
menggunakan batang pengaduk hingga seperti susu lalu biarkan selama beberapa
saat hingga air dan biodiesel kembali memisah. Pisahkan biodiesel ke gelas
kimia lain menggunakan pipet.
8. Panaskan pada bak pemanas pada suhu 60oC
‐70oC hingga gelembung‐gelembung air yang terkandung
dalam biodiesel menguap. Lalukan langkah pembersihan ini sebanyak 3 kali.
9. Simpan biodiesel dalam tabung reaksi, tutup dengan
alumunium foil dan diamkan selama 1‐2
hari, katalis maupun gliserol yang mungkin ikut terbawa akan mengandap. Lapisan
bening akan tampak di paling atas, inilah biodiesel yang sudah bersih dan siap
digunakan. Jika menggunakan alat sentrifugal pemisahan dapat lebih cepat.
Gambar 3. Pemisahan antara Biodisel
dan Gliserol
Minyak kelapa tidak dapat dijadikan bahan
bakar karena terlalu kental, oleh karena itu minyak kelapa dalam bentuk asam
lemak perlu dikonversi melalui proses yang disebut transesterifikasi
menggunakan katalis menjadi bentuk ester. Minyak kelapa merupakan senyawa
trigliserida sebagaimana minyak nabati lainnya. Reaksi senyawa trigliserida
dibantu dengan katalis (NaOH) akan menghasilkan gliserol dan metil ester,
senyawa metil ester inilah yang digunakan sebagai biodiesel. Reaksi dari bahan
yang digunakan hingga menjadi metal ester digambarkan dalam bagan berikut.
Gambar 4. Proses transesterifikasi kandungan trigliserida
menjadi biodiesel
Jawablah pertanyaan di bawah ini ini untuk mengetahui
apakah Anda benar-benar memahami konsep yang telah dipelajari:
- Apakah kita bisa mengganti bahan utama minyak kelapa sawit pada percobaan di atas dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak kelapa? Buktikan hasil prediksi Anda!
- Bahan bakar solar biodiesel yang terdapat di SPBU saat ini hanya mengandung 10% biodiesel. Apa dampak positif dan negatif jika bahan bakar solar menggunakan biodiesel 100%?
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat