Oleh: Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit: 11 Maret
2014
Sumber:
Anonim. 2013. Sejarah Singkat Bilangan. Tersedia online: http://www.matematika-umsu.web.id/2013/03/sejarah-singkat-bilangan.html (diakses pada 11 Maret 2014).
Mutaqin, Anwar. 2010. Sejarang (singkat) Bilangan. Tersedia online: http://anwarmutaqin.wordpress.com/2010/03/20/sejarah-singkat-bilangan/ (diakses pada 11 Maret 2014).
Yusdja, Yusmichad. 2011. Sang Penemu Bilangan Nol. Tersedia online: http://saripedia.wordpress.com/tag/sang-penemu-bilangan-0/ (diakses pada 11 Maret 2014).
Pada mulanya di zaman purbakala banyak
bangsa-bangsa yang bermukim sepanjang sungai-sungai besar. Bangsa Mesir
sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa Babilonia sepanjang sungai Tigris dan
Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina sepanjang
sungai Huang Ho dan Yang Tze.
Gambar
Ilustrasi Taman Gantung Babilonia
Bangsa-bangsa itu memerlukan
keterampilan untuk mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat
irigasi untuk mengolah tanah sepanjang sungai menjadi daerah pertanian untuk
itu diperlukan pengetahuan praktis, yaitu pengetahuan teknik dan matematika
bersama-sama. Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari
bangsa yang bermukim sepanjang aliran sungai tersebut.
Mereka memerlukan perhitungan,
penanggalan yang bisa dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan
alat-alat pengukur untuk mengukur persil-persil tanah yang dimiliki.
Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan
dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-bilangan.
Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan
untuk mengingat jumlah, namun dalam perkembangannya setelah para pakar
matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan kata-kata yang tepat untuk
mendefenisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat penting bagi
kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan
selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan
baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan
hiburan serta banyak aspek kehidupan lainnya.
Bilangan
Asli
Ribuan tahun yang lalu manusia hanya mengenal 9 angka dalam
kehidupannya, yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kesembilan angka ini
dinamakan dengan bilangan asli. Hal ini karena secara alamiah manusia akan melihat
berbagai benda lalu kemudian untuk keperluan tertentu mereka harus
menghitungnya. Mereka memiliki, uang, kambing, anak, pohon, saudara, dan
lain-lain.
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
Gambar
Susunan Awal Bilangan Asli
Mereka memiliki, uang, kambing,
anak, pohon, saudara, dan lain-lain. Untuk menghitung benda-benda tersebut
bilangan yang digunakan adalah bilangan Asli. Tentu saja mereka tidak menyadari
bahwa bilangan yang mereka gunakan untuk menghitung tersebut adalah bilangan
Asli. Penamaan tersebut dilakukan setelah jaman modern untuk keperluan
pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian kita dapat mendefinisikan bahwa
bilangan asli adalah bilangan yang digunakan untuk menghitung. Notasi himpunan
bilangan asli adalah N. Anggota bilangan asli adalah N={1,2,3,…}.
Bilangan asli yang sudah dikenal
tentu harus dilengkapi dengan suatu aturan untuk mengoperasikan bilangan
tersebut. Operasi tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
Angka Nol
Kita sudah mengetahui bahwa
bilangan asli bersifat tertutup terhadap penjumlahan. Artinya, penjumlahan dua
bilangan asli akan menghasilkan bilangan asli. Tetapi tidak demikian dengan
pengurangan. Kita akan mendapati bahwa jika sebuah bilangan asli dikurangi
dengan bilangan asli hasilnya belum tentu bilangan asli. Sebagai contoh, 5 – 5
= 0. Jelas bahwa bukan anggota bilangan asli. Oleh karena itu, sistem
bilangan asli harus diperluas dengan menyertakan 0 sebagai anggota. Perluasan
ini kemudian dikenal sebagai bilangan cacah.
Angka Nol
Bilangan Cacah
Bilangan nol merupakan salah satu
penemuan yang sangat penting. Sebelum ada bilangan nol, menuliskan
bilangan-bilangan yang besar sangat sulit. Bahkan beberapa bilangan memiliki
notasi yang sama. Dengan adanya bilangan nol, penulisan bilangan-bilangan yang
besar pun menjadi mudah. Bilangan nol pertama kali digunakan di China dan
India, tetapi kemudian dipopulerkan oleh Bangsa Arab pada era keemasan Islam.
Bilangan Bulat
Perkembangan selanjutnya,
bilangan cacah pun ternyata tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan objek
dalam dunia nyata. Dalam dunia nyata ada orang yang memiliki uang, ada orang
yang tidak memiliki uang, dan bahkan ada orang yang memiliki utang. Keadaan
pertama dapat kita tulis dengan bilangan asli, sedangkan keadaan kedua bisa
kita tulis dengan bilangan 0. Bagaimana dengan keadan yang ketiga jika yang
menjadi kerangka acuan adalah keberadaan uang. Hal ini akan membawa kita pada
perluasan sistem bilangan cacah menjadi menjadi bilangan bulat.
…..
|
-2
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
…..
|
Bilangan
Bulat
Perluasan bilangan bulat dapat
juga dijelaskan dengan operasi pada dua bilangan cacah. Dengan operasi
pengurangan, ternyata diketahui bahwa jika dua bilangan cacah dikurangkan maka
hasilnya belum tentu bilangan cacah. Sebagai contoh, 6 – 4 = 2 dan 2 masih
merupakan bilangan cacah, tetapi 4 – 6 tidak ada interpretasinya dalam bilangan
cacah. Selanjutnya digunakan bilangan negatif untuk menyatakan hasil 4 – 6.
Dengan demikian, karena 4 – 6 merupakan kebalikan dari , maka 4 – 6 = -2.
Gabungan bilangan cacah dengan bilangan negatif ini yang kemudian membentuk bilangan
bulat. Notasi himpunan bilangan bulat
adalah Z, dan anggota
bilangan bulat adalah Z={…,-3,-2,-1,0,1,2,3,…}.
Perhatikan bahwa -2 tidak hanya
dihasilkan dari 4-6 , tetapi dapat juga dihasilkan dari 5 – 7, 10 – 12, 20 – 22
dan masih banyak lagi. Berdasarkan hal tersebut, setiap bilangan bulat mewakili
suatu hasil pengurangan dalam cacah. Sebagai contoh, bilangan 2 mewakili
hasil-hasil dari {2 – 0, 3 – 1, 4 – 2, …}. Bilangan -3 mewakili hasil-hasil
dari {0 – 3, 2 – 5, 7 – 10, …}. Hal ini berarti anggota himpunan bilangan bulat
adalah hasil operasi pengurangan pada bilangan asli.
Bilangan bulat yang disertai
dengan operasi penjumlahan dan perkalian membentuk struktur tertentu dalam
matematika. Struktur yang dimiliki bilangan bulat adalah, terhadap operasi
penjumlahan, sistem bilangan bulat membentuk grup yang komutatif (grup abelian).
Hal ini berarti terhadap penjumlahan bilangan bulat bersifat tertutup,
asosiatif, memiliki unsur identitas, memiliki invers (lawan) dan komutatif,. Terhadap perkalian, bilangan bulat
memiliki sifat, tertutup, komutatif, asosiatif, dan mempunyai unsur identitas.
Dengan demikian sistem bilangan bulat memiliki sifat yang lebih lengkap
daripada sistem bilangan sebelumnya.
Bilangan Rasional
Selanjutnya, terhadap operasi
pembagian, ternyata bilangan bulat tidak bersifat tertutup. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering harus membagi suatu objek menjadi beberapa bagian.
Setelah dibagi hasilnya bisa utuh bisa juga tidak utuh. Sebagai contoh, jika
kita memiliki 10 apel kemudian akan dibagikan kepada 5 anak, maka masing-masing
anak akan mendapat 2 apel (masing-masing apel masih utuh). Tetapi jika 10 apel
tersebut akan dibagikan kepada 20 anak, maka setiap anak mendapat setengah
apel. Tidak ada bilangan bulat yang dapat digunakan untuk menyatakan hasil
tersebut. Oleh karena itu, sistem bilangan diperluas.
Perluasan dari sistem bilangan
bulat tersebut adalah sistem bilangan rasional. Bilangan rasional didefinisikan
sebagai bilangan yang dapat ditulis sebagai m/n dengan m dan n bilangan bulat dan n≠0.
Dengan perluasan sistem bilangan ini, maka persoalan tentang pembagian dapat
diselesaikan. Jika sistem bilangan bulat membentuk struktur grup abelian
terhadap operasi penjumlahan, maka sistem bilangan rasional membentuk lapangan
(Field).
Bilangan Rasional
Bilangan Irasional
Selanjutnya, kita semua mengenal
teorema Pythagoras. Jika kita mempunyai segitiga siku-siku dengan sisi tegak
masing-masing 1 satuan panjang, maka panjang sisi miringnya (hypotenusa) adalah . Namun, tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
m/n dengan m dan n bilangan bulat dan n≠0 (bukti lengkapnya lihat di buku
analisis real). Ini berarti ada bilangan lain di luar bilangan rasional.
Bilangan tersebut dikenal sebagai bilangan irasional. Gabungan bilangan
rasional dan bilangan irasional membentuk sistem bilangan real. Bilangan real
dapat didefinisikan sebagai bilangan yang dapat digunakan untuk mengukur.
Sistem bilangan real membentuk lapangan terurut dan lengkap.
Gambar Contoh Bilangan Irasional
Bilangan Kompleks
Perluasan himpunan bilangan real
adalah himpunan bilangan kompleks. Kemunculan bilangan kompleks dapat
diilustrasikan oleh usaha mencari solusi persamaan kuadrat .
Bilangan yang memenuhi persamaan kuadrat itu adalah bilangan yang kuadratnya
adalah -1. Tidak ada bilangan real yang memenuhi sifat demikian. Oleh karena
itu, muncul himpunan bilangan kompleks. Himpunan bilangan kompleks dinotasikan
dengan dan $latex i= \sqrt{-1}} $.
Peta Konsep Bilangan
Terimakasih atas tanggapannya
BalasHapusInfo yang sangat menarik gan.. sedikit berbagi tips cara jitu untuk bisa lulus psikotes nih, ada banyak lulusan baru yang belum memahami apa itu psikotes, padahal psikotes itu mudah jika tahu trik menghadapinya dan psikotes itu gampang jika tahu cara menjawabnya. Sebelum mengikuti tes ini pelajari dahulu beberapa Contoh Soal Psikotes dan Jawabannya agar mudah ketika mengikuti tes pekerjaan. Terlebih lagi Soal Tes Potensi Akademik juga sangat penting dipelajari agar dapat lulus di Universitas ternama maupun SMA favorit. Selanjutnya adalah tahap wawancara, tahap inipun sangat sulit dilalui apabila tidak mengetahui apa saja yang ditanyakan ketika wawancara. Pertanyaan Wawancara Kerja telah lengkap saya bahas di blog saya tersebut. {Enter}Bagi warga aceh dan sekitarnya dapatkan Info Kerja Aceh di link berikut. Thanks gan.
BalasHapusTerima kasih atas tanggapannya
Hapus