Oleh: Rofa Yulia Azhar
Tanggal terbit: 19 Juni 2012
Update: 6 Mei 2014
Jurnal Kimia Lingkungan, 28 Desember 2011
Tanggal terbit: 19 Juni 2012
Update: 6 Mei 2014
Jurnal Kimia Lingkungan, 28 Desember 2011
Prodi
Pendidikan Kimia
Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan
UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
Penerapan Sumur Resapan dan Lubang Resapan
Biopori (LRB)
di Daerah Padat Penduduk
(Penelitian Sumur Resapan di Kompleks Simpay
Asih dan LRB di Desa Pasir Biru)
Irma
Rahmawati, Kristy L. A., Leti F. Rismah
Sholihah, Rofa Yulia Azhar,
Rosalina Fathiyah, Rumsiah, Sigit
Ratulangi, Sri Rahayu, Tribekti
Abstrak: Permasalahan umum yang sedang dihadapi oleh
kota-kota besar di Indonesia adalah masalah drainase air tanah. Semakin banyaknya pemukiman
yang terbentuk dan ditambah parah dengan kurangnya kesadaran masyarakat
mengakibatkan semakin meluasnya lahan kedap air. Hal ini menyebabkan tempat
penyerapan tanah semakin berkurang. Sumur resapan dapat dijadikan sebagai salah
satu solusi jitu untuk mengatasi masalah tersebut. Dari hasil observasi
didapatkan jika sumur resapan mampu meningkatkan daya serap tanah terhadap air
dan mempertahankan kandungan air tanah. Solusi lainnya adalah pembuatan Lubang
Resapan Biopori (LRB) sebagai solusi terbaik, mengingat harga pembuatannya yang
lebih murah dari sumur resapan dan tidak memerlukan lahan yang luas. Pembuatan
LRB terbukti mampu mengaktifkan kembali flora dan fauna alami tanah, membentuk
biopori alami dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air.
Kata Kunci: Air
Tanah, Sumur Resapan, Lubang Resapan Biopori (LRB)
PENDAHULUAN
Air tanah merupakan
sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah tersebut tersimpan
dalam lapisan yang disebut akuifer. Akuifer merupakan sumber air tanah yang
sangat penting. Akuifer tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah
kaki gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi
karst (http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html). Alasan inilah yang menyebabkan para
ilmuan mengembangkan rekayasa teknologi untuk menyelawatkan kuantitas dan
kualitas air tanah. Salah satunya dengan menggunakan rekayasa sumur resapan,
dan tentu saja pengembangannya yaitu lubang resapan biopori.
Bangunan sumur resapan adalah salah satu
rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa
sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi
sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah
kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sedangkan LBR merupakan metode yang dicetuskan oleh Dr. Kamir R
Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap
air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya
dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang
ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang
seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini
kemudian disebut dengan nama lubang resapan biopori (Hasan, 2010).
Penelitian sebelumnya mengenai sumur resapan
yang dilakukan selama 1 tahun proses infiltrasi dengan sumur resapan dan tanpa
sumur resapan dalam penelitian. Jumlah air tanah tersedia (%) pada kondisi
dengan sumur resapan dan tanpa sumur resapan selama tahun 2007. Dengan
penggunaan sumur resapan, ketersediaan air tanah pada suatu lahan akan lebih
besar dibandingkan dengan tanpa sumur resapan (Arifjaya dalam Nurroh, 2009).
Sedangkan penelitian terhadap LRB yang dilakukan
tim biopori IPB menunjukan jika LRB secara efektif mengembalikan keseimbangan
flora dan fauna di dalam tanah dengan pembentukan biopori alami. Selain itu,
penelitian menunjukan jika kemampuan resapan tanah terhadap air menjadi semakin
besar sehingga dapat mengurangi genangan air yang terdapat di permukaan (Tim
Biopori IPB, 2008)
Secara teoritis manfaat dari penerapan sumur
resapan adalah (http: //www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html): a) menambah jumlah air yang masuk ke dalam
tanah, b) menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah
intrusi air laut, c) mereduksi dimensi jaringan drainase dapat sampai nol jika diperlukan, d) menurunkan konsentrasi
pencemaran air tanah, e) mempertahankan tinggi muka air tanah, f) mengurangi
limpasan permukaan sehingga dapat mencegah banjir, dan g) mencegah terjadinya
penurunan tanah.
Sedangkan secara teoritis manfaat dari LRB
adalah (Tim Biopori IPB, 2008) a) memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah
sehingga menambah air tanah, b) membuat kompos alami dari sampah organik yang
mudah terurai, c) mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit, d) mengurangi
air hujan yang dibuang percuma ke laut, e) mengurangi resiko banjir di musim
hujan, f) maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah, g) mencegah
terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor, h) mengalirkan air hujan ke
dalam tanah, dan i) mencegah penurunan permukaan tanah
Di kota-kota besar khususnya Bandung, seiring
dengan cepatnya laju pertumbuhan dan pembangunan yang berdampak pada
berkurangnya jumlah lahan terbuka untuk dapat meresapkan air mengakibatkan
beralihnya salah satu fungsi tanah yaitu sebagai media untuk meresapkan serta
mengikat udara dan air, akibat dari minimnya air yang meresap ke dalam tanah
kandungan air tanah menjadi semakin berkurang, disisi lain penggunaan air tanah
terus berlanjut tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan
tersebut.
Selain itu, dampak dari banyaknya tutupan
lahan juga mengakibatkan menurunnya kualitas kesuburan tanah di sekitarnya,
sehingga teknologi rekayasa untuk meningkatkan jumlah air yg mampu di resapkan
ke dalam tanah diantara banyaknya tutupan lahan memang mutlak diperlukan.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode observasi dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif. Teknik
penelitian yang digunakan berupa respodensi terhadap sumur resapan dan
observasi terhadap LRB. Penelitian dilakukan di dua tempat berbeda. Pada
penelitian sumur resapan, penelitian dilakukan di Komplek Simpay Asih RW 05
Kelurahan Pasir Endah Kecamatan Ujung Berung, Bandung. Sedangkan untuk
penelitian LRB dilaksanakan di Jalan Manisi RT 06/RW 02, Desa Pasir Biru,
Kecamatan Cibiru, Bandung. Penelitian LRB dilaksanakan di kosan yang bernama
wisma Al-Baroqah.
Penelitian terhadap sumur resapan dilakukan dengan
mewawancarai narasumber yang menerapkan sumur resapan di lingkungannya. Sumur
resapan yang dibuat merupakan proyek dari SMAT Krida Nusantara Bandung. Proyek
ini dimaksudkan untuk mengurangi beban lingkungan, terutama masalah drainase air hujan.
LRB dibuat di depan pekarangan rumah kosan yang
sering terjadi genangan air ketika terjadi hujan lebat. Pembuatan LRB
menggunakan kayu yang diruncingkan bagian bawahnya. Kayu ini digunakan sebagai
bor untuk melubangi tanah. Kedalaman tanah yang dibuat ± 70 cm. Tanah yang
dilubangi relatif keras sehingga menggunakan alternatif dengan tunas pisang
dengan cara memotongnya kecil-kecil dan memasukannya ke dalam tanah yang
berlubang dangkal. Ketika pembuatan lubang tidak menemukan adanya cacing yang
berada di dalam tanah.
Ketika lubang sudah cukup baik dan sesuai dengan
teori yang kami pelajari. Dimasukan sampah organik yang mudah terurai seperti
ranting kecil, dedaunan kering dan rumput liar. Pengisian sampah organik
dilakukan sampai mulut LRB terisi penuh. Berdasarkan perhitungan, dengan lubang
yang dibuat, ukuran luas resapan tanah terhadap air yang harusnya ±78,5 m2 berubah menjadi ±596,6 m2.
HASIL
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap narasumber, sumur resapan warga Simpay Asih Ujung Berung,
enam dari delapan aspek yang diamati memenuhi Standar Nasional Indonesia.
Artinya sumur resapan warga simpay asih ujung berung telah 75% memenuhi standar
sumur resapan yang baik. Sedangkan dua aspek lainnya, tidak dijelaskan oleh
nara sumber karena keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang standar sumur
resapan yang baik.
Sedangkan
untuk penelitian yang dilakukan terhadap LRB setelah dua minggu lubang
dibongkar dan terlihat adanya jasad renik yang masih tampak oleh mata. LRB juga
secara efektif mengurangi debit air yang datang ketika hujan turun. Walaupun hanya dibuat satu
lubang biopori tetapi mampu menunjukan kegunaan yang cukup besar terhadap
pengaruh yang diberikan terhadap proses penyerapan air. Setelah dibuka
ditambahkan kembali sampah organik karena terjadi penyusutan sampah di dalam
LRB. Pada permukaan lorongpun mulai terlihat ada lubang-lubang kecil yang
mengindikasikan terbentuknya biopori alami. Selain itu, ditemukan adanya cacing
sebanyak dua buah, satu cacing kecil dan satu cacing besar. Pada minggu keempat kami kembali membuka LRB dan menemukan semakin banyak cacing di dalam lubang. Kami menemukan dua buah cacing besar dan tiga buah cacing kecil di dalam biopori. Sampah organikpun mulai menyusut secara signifikan. Meskipun pada minggu keempat LRB permukaan mulutnya ditutupi oleh tanah tetapi tanahnya tetap gembur dan tidak padat sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak menganggu kemampuan LRB dalam menyerap air.
Tabel 1. Hasil
Observasi Sumur Resapan Warga Simpay
Asih
(Format Instrumen dari Balitbang Kimpraswil, 2001)
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai
sumur resapan dan LRB maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) penerapan
sumur resapan di daerah pemukiman padat penduduk di kompleks Simpay Asih
menunjukan jika sumur resapan mampu mengurangi banjir dan genangan air yang
biasanya terjadi. Selan itu sumur resapan dapat meningkatkan cadangan air
tanah, dan b) hasil penerapan LRB di desa Pasir Biru, pada daerah yang sering
tergenang air menunjukan bahwa jumlah genangan air berkurang ketika terjadi
hujan. Selain itu LRB terbukti secara efektif merangsang pembentukan biopori
alami sehingga dapat menjaga keseimbangan flora dan fauna di dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001 [Online]. Sumur Resapan. Tersedia: http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html [28 Oktober 2011].
Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Spesifikasi Sumur Resapan Air
Hujan Untuk Lahan Pekarangan. SNI
No.03-2459-1991. Departemen Kimpraswil, Jakarta.
Hasan. 2010 [Online]. Tersedia:
hasant.wordpress.com. [21 Desember 2011].
Nurroh, Syampadzi. 2009. Pengaruh Sumur Resapan Terhadap Sistem
Hidrologi Dan Aplikasinya Terhadap Pemukiman Di Jakarta Barat. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Tim Biopori IPB. 2008 [Online]. Biopori. Tersedia: http://www.biopori.com. [21 Desember 2011].
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat