Oleh: Siti Maryam Rohimah
Tanggal terbit : 27 Juni 2012
1. Pengertian
Metode Konvensional
Menurut Ruseffendi (2005: 17), dalam metode
konvensional, guru merupakan atau dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak
otoriter, guru mendominasi kelas. Guru mengajarkan ilmu, guru langsung
membuktikan dalil-dalil, guru membuktikan contoh-contoh soal. Sedangkan murid
harus duduk rapih mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh
cara-cara si guru menyelesaikan soal. Murid bertidak pasif. Murid-murid yang
kurang memahaminya terpaksa mendapat nilai kurang/jelek dan karena itu mungkin
sebagian dari mereka tidak naik kelas.
Dalam
pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah
yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Sejak
dahulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara
lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran
yang biasa dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional (tradisional)
pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan
daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan
hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.
Metode ceramah yang dianggap
sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran
memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat
karena setiap metode atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode
pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
yang saling melengkapi satu sama lain.
Menurut Gilstrap dan Martin (dalam Setyawan, 2011)
ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu,
Legu (Legree, Lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum
dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca
dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
Anggapan-anggapan negatif tentang
metode ceramah sudah
seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru
maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah
sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada
peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru
dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut
bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum
dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca
dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture
method atau metode ceramah.
Definisi metode ceramah
diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman
terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil
yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya
yang terjadi dalam problematika saat ini.
Metode ceramah dalam proses
belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah.
Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri
dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi
suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah
klasik yang terkesan mendongeng.
2.
Langkah-langkah
Metode Konvensional
Adapun
langkah-langkah pembelajaran dengan metode konvensional adalah sebagai berikut
(FTK, 2011: 26):
a. Guru
memberikan apersepsi terhadap siswa dan memberikan motivasi kepada siswa
tentang materi yang diajarkan
b. Guru
memberikan motasi
c. Guru
menerangkan bahan ajar secara verbal
d. Guru
memberikan contoh-contoh
Sebagai iliustrasi dari apa yang
sedang diterangkan dan juga untuk memperdalam pengertian, guru memberikan
contoh langsung seperti benda, orang, tempat, atau contoh tidak langsung,
seperti model, miniatur, foto, gambar di papan tulis dan sebagianya.
Contoh-contoh tersebut sedapat
mungkin diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari siswa-siswi. Apalagi jika
contoh-contoh tersebut diminta dari siswa-siswi tertentu yang sudah dapat
menangkap inti persoalan.
e. Guru
memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab pertanyaannya
f. Guru
memberikan tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan contoh soal yang
telah diberikan
g. Guru
mengkonfirmasi tugas yang telah dikerjakan oleh siswa
h. Guru
menuntun siswa untuk menyimpulkan inti pelajaran
1) Setelah
memaparkan beberapa contoh, diberikan kesempatan pada siswa-siswi untuk membuat
kesimpulan dan generalisasi mengenai masalah-masalah pokoknya dalam bentuk
rumusan, kaidah atau prinsip-prinsip umum.
2) Guru
memberikan tanggapan-tanggapan terhadap kesimpulan siswa yang dapat berupa
penyempurnaan, koreksi dan penekanan.
3) Guru
memberikan kesimpulan final dalam rumusan yang sejelas-jelasnya.
i. Mengecek pengertian atau pemahaman siswa
Pada akhir pengajaran, guru mengecek
pemahaman siswa atas pokok persoalan yang baru dibicarakan dengan berbagai
cara, misalnya:
1) Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai pokok persoalan;
2) Menyeluruh
siswa membuat ikhtisar/ringkasan;
3) Menyeluruh
siswa menyempurnakan/membatalkan pertanyaan-pertanyaan (statement) yang
dikemukakan guru mengenai bahan yang telah diajarkan;
4) Menyeluruh
siswa mencari contoh-contoh sendiri;
5) Menugaskan
siswa mendemonstrasikan/mempergunakan sebagian bahan pengajaran.
3.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Konvensional pada Pembelajaran
Metode ceramah dalam
penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari metode ceramah adalah sebagai berikut:
1.
Guru mudah
menguasai kelas.
2.
Mudah
mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.
Dapat diikuti
oleh jumlah siswa yang besar.
4.
Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.
Guru mudah
menerangkan pelajaran dengan baik.
6.
Lebih ekonomis
dalam hal waktu.
7. Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan
pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8.
Dapat
menggunakan bahan pelajaran yang luas
9.
Membantu siswa
untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
10.
Jika digunakan
dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan
belajar siswa dalam bidang akademik.
11.
Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari
beberapa sumber lain
Kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1.
Siswa yang bertipe visual menjadi rugi, dan hanya siswa yang bertipe auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
2.
Mudah membuat siswa menjadi jenuh
3.
Keberhasilan
metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
4.
Siswa cendrung menjadi pasif dan guru yang menjadi
aktif (teacher centered)
Daftar Pustaka
FTK, 2011. Pedoman
Kuliah Microteching Jurusan/Prodi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). UIN
Sunan Gunung Djati Bandung: Tidak Diterbitkan.
Ruseffendi, E. T. 2005. Dasar-dasar
Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi 5. Bandung: Tarsito.
Setyawan, Heru, 2011. Pengertian, Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah. http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-kelebihan-dan-kekurangan.html [diakses 1 juni 2012]
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat