Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 26 Juni 2012

Model Pembelajaran Jigsaw

Oleh: Siti Maryam Rohimah
Tanggal terbit: 27 Juni 2012

1.        Pengertian Model Belajar Aktif Tipe Jigsaw Learning
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan rekan-rakannya (Slavin, 2010 : 236). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson dan teman-teman sebagai model cooperative learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong sehingga mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran dengan model belajar aktif tipe Jigsaw Learning pada prinsipnya sama dengan Group to Group Exchange, namun ada satu perbedaan penting yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Setiap siswa memiliki dua kelompok yaitu kelompok belajar di kelas dan kelompok “jigsaw learning”, dimana kelompok “jigsaw learning” tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok belajar” di kelas. Pemberian materi berbeda diberikan kepada “kelompok belajar” masing-masing yang selanjutnya akan mereka ajarkan kepada kelompok “jigsaw learning” nya. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain akan membentuk kumpulan pengetahuan yang padu (Silberman, 2009 : 180).

2.        Langkah-Langkah Model Belajar Aktif Tipe Jigsaw Learning
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model belajar aktif tipe Jigsaw Learning adalah sebagai berikut (Silberman, 2009: 180):
a.  Pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian.
b.  Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok belajar siswa.
c.  Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “Jigsaw Learning”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok belajar” dikelas.
d.    Perintahkan anggota kelompok “jigsaw” untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari.
e.   Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.
f.    Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3.  Kelebihan dan Kelemahan Model Belajar Aktif Tipe Jigsaw Learning
Kelebihan model belajar aktif tipe Jigsaw Learning:
a.  Siswa lebih aktif karena siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok.
b.  Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya.
c.   Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya.
d.   Materi yang diberikan dapat merata.
e.   Meningkatkan kerja sama kelompok.

Kelemahan model belajar aktif tipe Jigsaw Learning:
a.     Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran relatif lama.
b.   Jika tidak di dukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit di jalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok.

Daftar Pustaka
Silberman, Melvin. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Slavin, Robert. 2010. Cooperatif  Learning. Bandung: Nusa Media.


0 komentar :

Posting Komentar

Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat