Oleh: Siti Maryam Rohimah
Tanggal terbit: 27 Juni 2012
1.
Pengertian
Model Belajar Aktif Tipe Jigsaw Learning
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan
rekan-rakannya (Slavin, 2010 : 236). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh
Aronson dan teman-teman sebagai model cooperative
learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata
atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata
ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama
dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong sehingga mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
Pembelajaran dengan model belajar aktif tipe Jigsaw Learning pada prinsipnya sama
dengan Group to Group Exchange, namun
ada satu perbedaan penting yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan
alternatif menarik bila materi belajar yang bisa disegmentasikan atau
dibagi-bagi dan bila bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Setiap siswa
memiliki dua kelompok yaitu kelompok belajar di kelas dan kelompok “jigsaw learning”, dimana kelompok “jigsaw learning” tersebut terdiri dari
perwakilan tiap “kelompok belajar” di kelas. Pemberian materi berbeda diberikan
kepada “kelompok belajar” masing-masing yang selanjutnya akan mereka ajarkan
kepada kelompok “jigsaw learning”
nya. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang
dipelajari oleh siswa lain akan membentuk kumpulan pengetahuan yang padu
(Silberman, 2009 : 180).
2.
Langkah-Langkah
Model Belajar Aktif Tipe Jigsaw Learning
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model belajar aktif tipe Jigsaw Learning adalah
sebagai berikut (Silberman, 2009: 180):
a. Pilihlah
materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian.
b. Hitunglah
jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil
berbagai tugas kepada berbagai kelompok belajar siswa.
c. Setelah
waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “Jigsaw Learning”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap
“kelompok belajar” dikelas.
d. Perintahkan
anggota kelompok “jigsaw” untuk
mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari.
e. Perintahkan
siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang
masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.
f. Perlu
diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu
dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Kelebihan
dan Kelemahan Model Belajar Aktif Tipe Jigsaw
Learning
Kelebihan model belajar aktif tipe Jigsaw
Learning:
a. Siswa lebih aktif karena siswa diberikan kesempatan
untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing kelompok.
b. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena
dipelajari lebih dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya.
c. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan
materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya.
d. Materi yang diberikan dapat merata.
e. Meningkatkan kerja sama kelompok.
Kelemahan model belajar aktif tipe Jigsaw
Learning:
a. Waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran relatif lama.
b. Jika tidak di dukung dengan kondisi kelas yang mumpuni
(luas) metode sulit di jalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah
dan berganti kelompok.
Daftar Pustaka
Silberman, Melvin. 2006. Active
Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Slavin,
Robert. 2010. Cooperatif Learning.
Bandung: Nusa Media.
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat