Oleh : Miranti
Tanggal terbit : 21 Juli 2012
Beny Suprapto (dalam Sunyono, 2009 : 7) bahwa pada
dasarnya cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan
menyelesaikan masalah, serta belajar secara teoritis di kelas maupun dalam
praktik adalah sama (mengikuti prinsip segitiga pengkajian alam), karena itu
ada kompetensi generik. Kompetensi generik adalah kompetensi yang digunakan
secara umum dalam berbagai kerja ilmiah. Kompetensi generik diturunkan dari
keterampilan proses dengan cara memadukan keterampilan itu dengan
komponen-komponen alam yang dipelajari dalam sains yang terdapat pada struktur
konsep atau prinsip segitiga pengkajian alam. Karena itu, kompetensi generik
lebih mudah dipahami dan dilaksanakan daripada keterampilan proses, serta
penilainnya pun lebih mudah. Kompetensi generik kurang berlaku umum
dibandingkan dengan keterampilan proses, tetapi lebih berlaku umum dibandingkan
dengan kompetensi dasar.
Keterampilan
generik sains adalah keterampilan
yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan
berbagai masalah sains. Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami
konsep, terdiri dari beberapa kompetensi generik. Kegiatan-kegiatan ilmiah yang
berbeda dapat mengendung kompetensi-kompetensi generik yang sama. Ciri dari pembelajaran sains melalui
keterampilan generik sains adalah membekalkan keterampilan generik sains kepada
siswa sebagai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Brotosiswoyo dalam
Sunyono 2009 : 8). Menurut liliasari dkk (2007) Keterampilan generik kimia
adalah kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan kimia yang
dimilikinya.
Menurut
Brotosiswoyo (dalam Sunyono : 2009) Kemampuan generik sains dalam pembelajaran
IPA dapat dikategorikan menjadi 9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung (direct observation); (2) pengamatan tak
langsung (indirect observation) (3)
kesadaran tentang skala besaran (sense of
scale); (4) bahasa simbolik (symbolic
languange); (5) kerangka logika taat-asas (logical self-consistency) dari hukum alam; (6) inferensi logika; (7)
hukum sebab akibat (causality); (8)
pemodelan matematika (mathematical
modeling); (9) membangun konsep (concept
formation).
Makna dari setiap
keterampilan generik sains tersebut adalah (Liliasari dkk, 2007 : 4)
1.
Pengamatan
langsung
Sains merupakan
ilmu tentang fenomena dan perilaku sepanjang masih dapat diamati oleh manusia.
Hal ini menuntut adanya kemampuan manusia untuk melakukan pengamatan langsung
dan mencari keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan tersebut.
2.
Pengamatan
tak langsung
Dalam pengamatan
tak langsung alat indera yang digunakan manusia memiliki keterbatasan. Untuk
mengamati keterbataan tersebut manusia melengkapi diri dengan berbagai
peralatan.
3.
Kesadaran
tentang skala besaran
Dalam alam banyak
ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran benda yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya protein ukuran molekulnya sangat besar dan rumus
strukturnya kompleks, sebaliknya elektron sangat kecil dan sederhana, waktu
paruh zat radioaktif dapat bervariasi misalnya Po-214 hanya 1,6 x 10-4
detik sedangkan U-238 waktu paruh 5 x 109 tahun. Untuk mempelajari
hal tersebut maka kesadaran tentang skala besaran.
4.
Bahasa
simbolik
Agar terjadi
komunikasi dalam kimia diseluruh dunia perlu adanya bahasa simbolik misalnya
lambang unsur, arah panah yang menunjukkan persamaan reaksi searah/kesetimbangan,
tanda kurung persegi untuk menyatakan konsentrasi, pH dan banyak bahasa
simbolik lainnya.
5.
Kerangka
logika taat asas
Pada pengamatan gejala alam
dalam waktu yang akan panjang akan ditemukan sejumlah hukum-hukum, namun akan
ditemukan “keganjilan” secara logika. Untuk menjawab hal tersebut pula
digunakan kerangka logika taat asas dengan menemukan suatu teori baru. Misalnya
reaksi-reaksi biokimia yang sangat rumit namun dapat berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup (in-vivo) yang suhunya
jauh lebih rendah dibandingkan dengan bila reaksi yang sama berlangsung di luar
tubuh makhluk hidup (in-vitro).
Jawaban terhadap gejala tersebut adalah enzim sebagai katalis dan
berlangsungnya couple reaction.
6.
Inferensi
logika
Dalam sains banyak fakta yang
tak dapat diamati langsung namun dapat ditemukan melalui inferensi logika dari
konsekuensi-konsekuensi logis pemikiran dalam sains. Misalnya suhu nol Kelvin
sampai saat ini belum dapat direalisasikan keberadaanya, tetap diyakini bahwa
itu benar.
7.
Hukum
sebab akibat
Salah satu ciri sains adalah
bertolak dari hukum sebab-akibat misalnya apabila konsentrasi pereaksi
diperbesar, maka reaksi berlangsung lebih cepat. Pada suatu kesetimbangan kimia
akan terjadi pergeseran kesetimbangan apabila diberikan reaksi terhadap
kesetimbangan tersebut. Misalnya kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
berlawanan dengan arah penambahan zat, suatu reaksi eksoterm akan berlangsung
baik apabila suhu sistem diturunkan. Penjelasan dari gejala ini dapat dijawab
berdasarkan hukum sebab-akibat.
8.
Pemodelan
matematik
Untuk menjelaskan banyak
hubungan dari gejala alam yang diamati diperlukan bantuan pemodelan matematik.
Melalui pemodelan tersebut diharapkan dapat diprediksikan dengan tepat
bagaimana kecenderungan hubungan ataupun perubahan dari sederetan fenomena
alam. Misalnya besarnya tekanan osmotik larutan dapat ditentukan berdasarkan
perkalian MRT, pH larutan dapat ditentukan berdasarkan –log[H+]
larutan tersebut.
9.
Membangun
konsep
Tidak semua gejala alam dapat
dipahami dengan bahasa sehari-hari, karena itu diperlukan bahasa dengan
termonologi khusus, yang dikenal sebagai konsep. konsep-konsep yang dibangun
perlu diuji keterterapannya untuk mengembangkan lebih lanjut. Dalam kimia
proses ini disebut membangun konsep.
Di hongkong, Curriculum
Development Council mengidentifikasi 9 jenis keterampilan generik yang sangat
penting dalam pendidikan (Curiculum Development Council dalam Yeung, 2007 : 4),
meliputi
a
Keterampilan
kolaboratif
b
Keterampilan komunikasi
c
Kreativitas
d
Keterampilan pemecahan
masalah
e
Keterampilan berpikir
kritis
f
Keterampilan numerasi
g
Keterampilan teknologi
informasi
h
Keterampilan manajemen
diri
i
Keterampilan belajar
Liliasari dkk
(Sunyono 2009 : 11) mengemukakan bahwa
untuk menentukan pengetahuan sains yang perlu dipelajari siswa, pengajar perlu
terlebih dahulu melakukan analisis konsep-konsep sains yang ingin dipelajari.
Analisis lebih lanjut dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara jenis
konsep-konsep sains dengan keterampilan generik sains yang dapat dikembangkan
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Hubungan
Jenis Konsep dan Keterampilan Generik Sains
No
|
Keterampilan Generik Sains
|
Jenis konsep
|
1
|
Pengamatan langsung
|
Konsep konkret
|
2
|
Pengamatan langsung/tak
langsung, inferensi logika
|
Konsep abstrak dengan contoh konkret
|
3
|
Pengamatan tak langsung,
inferensi logika
|
Konsep abstrak
|
4
|
Kerangka logika taat azas, hukum sebab akibat, inferensi logika
|
Konsep berdasarkan prinsip
|
5
|
Bahasa simbolik, pemodelan
matematik
|
Konsep yang menyatakan simbol
|
6
|
Pengamatan langsung/ tak langsung, hukum sebab akibat, kerangka logika
taat azas, inferensi logika
|
Konsep yang menyatakan proses
|
7
|
Pengamatan langsung/tak langsung, hukum sebab akibat, kerangka logika
taat azas, inferensi logika
|
Konsep yang menyatakan sifat
|
(Sunyono, 2009 : 12)
Tabel di atas menunjukkan
bahwa dalam mempelajari konsep-konsep sains dibekalkan kemampuan berpikir yang
komplek. Pada umumnya setiap konsep sains dapat mengembangkan lebih dari satu
macam keterampilan generik sains, kecuali konsep konkrit. Jenis konsep ini
sangat terbatas jumlahnya dalam sains, karena itu mempelajari konsep sains pada
hakekatnya adalah mengembangkan keterampilan berpikir sains, yang merupakan
berpikir tingkat tinggi. (Liliasari dkk, 2007)
Menurut Sunyono (2009 : 15) kompetensi-kompetensi
generik yang digunakan dalam memahami konsep dan menyelesaikan masalah formal
digunakan juga dalam kegiatan melakukan percobaan IPA. Dalam satu proses IPA
dapat terdiri dari beberapa kompetensi generik. Contohnya pada proses mengamati
akan terdiri dari mengidentifikasi fenomena yang dipermasalahkan, membagi
fenomena (jika merupakan fenomena yang kompleks), mengidentifikasi indikator
alam, dan mengukur besar parameter yang harus diukur. Kompetensi generik yaitu
keterampilan generik yang terintegrasi dengan pengetahuan dan komponen-komponen
yang dipelajari, dalam kegiatan percobaan IPA dapat seperti berikut :
a.
Mengidentifikasi objek dan fenomena yang dipermasalahkan
b.
Menyusun objek dan peristiwa (fenomena) yang dipermasalahkan
c.
Mengidentifikasi indikator alam (menentukan konsep-konsep yang berlaku)
d.
Menyusun hipotesis dengan menggunakan konsep-konsep yang berlaku
e.
Menentukan objek dan fenomena atau dan parameter yang harus diamati /
diukur.
f.
Mengidentifikasi alat dan bahan.
g.
Menjalankan alat
h.
Mengamati / mengukur parameter pada fenomena yang dipermasalahkan
i.
Mencatat hasil pengamatan/pengukuran dalam suatu format
j.
Membuat model (jika diperlukan)
k. Membahas fenomena pada percobaan
l.
Menarik kesimpulan dari masalah dan pembahasan.
Objek menurut Darliana (2007:3) adalah benda atau energi. Objek juga menyebabkan
terjadinya kejadian, atau merupakan suatu masalah dalam pengamatan yang dapat
menghasilkan peristiwa atau kejadian, contoh objek adalah tabung reaksi, air,
dan zat Sedangkan fenomena adalah gejala yang teramati pada objek. Objek dan
fenomena yang dipelajari dalam kimia terdiri dari objek (kondisi dan sifat
objek), hubungan 2 objek ( interaksi
antara dua objek) , dan peristiwa ( proses atau perubahan yang terjadi pada
objek ). Contoh peristiwa adalah sebuah prosedur dari kerja praktikum, dengan
demikian objek dan peristiwa adalah suatu fenomena yang menjadi pusat perhatian dan merupakan
sumber munculnya ide-ide dan konsep. Sesuatu yang ada pada objek dan
peristiwa yang teramati menunjukan prinsip atau teori. Teori merupakan
pernyataan yang dikembangkan oleh seseorang menggunakan suatu kaedah sains.
Teori berusaha menjelaskan dan memprediksi interaksi diantara konsep dan
kejadian. Menurut Darliana (2007 : 5) prinsip atau teori adalah penjelasan mengenai objek
dan peristiwa. Prinsip atau teori disusun berdasarkan gejala-gejala yang
terjadi dan teramati pada suatu objek dan peristiwa .
Berikut ini manfaat penggunaan
keterampilan generik dalam pembelajaran sains IPA, yaitu :
- Kompetensi generik membantu guru mengetahui apa yang harus ditingkatkan pada siswa dan membelajarkan siswa dalam belajar cara belajar.
- Pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi generik pada siswa, setiap siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri dan guru dapat mengatur kecepatan pembelajarannya untuk setiap siswa.
- Miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena kompetensi generiknya lemah, sehingga dengan keterampilan generik ini miskonsepsi pada siswa dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.
Gambar Ilustrasi Orang yang Sedang Melaksanakan Praktikum
Daftar Pustaka
Darliana. 2007. Keterampilan berpikir kompleks dan
implementasinya dalam pembelajaran fisika. Tersedia: http://www.p4tkipa.org [diakses 10 Maret 2010]
Liliasari, et.al. 2007.Scientific Concept And Generic Science Skill Relationship in the 21 st Century Science Education. Tersedia: http://file.upi.edu/.
[diakses 30 Juli 2010]
Sunyono. 2009. Pembelajaran IPA dengan Keterampilan Generik Sains (on line).
Tersedia : http://.unila.ac.id/ [1 Agustus 2010]
Yeung, A. S., Ng Chritina, Liu, W, P. 2007. Generic Capabilities for Lifelong Education
: Conceptualization and Construct Validity. Australian Assosiation for
Research in Education, Fremantle November 2007. Tersedia: http://aare.edu.au. [diakses 15 Februari 2010]
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat