Oleh : Saepul Anwar
Tanggal terbit : 1 Juli 2012
Hassard
(2000) menyatakan bahwa terdapat berbagai stategi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif dalam pembelajaran sains di kelas. Strategi meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran sains di kelas, antara lain:
a.
Pembelajaran
interaktif yang menekankan pada pembelajaran inkuiri.
b.
Pembelajaran
dengan kontroversi yaitu dengan cara diskusi, debat, dan tanya jawab.
c.
Pembelajaran
yang membawa siswa pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Mulyati (2000: 72) mengemukakan bahwa proses inkuiri
adalah proses berpikir bila seorang terlibat dalam kegiatan yang meliputi,
mengobservasi, meramalkan, menyarankan, merencanakan penelitian, merumuskan
hipotesis, menginterpretasi data, mengontrol variabel, melakukan percobaan dan
mengkomunikasikan. Untuk mengembangkan
proses science secara lebih baik, para ilmuwan Reiff, R., W.S. Harwood., dan T.
Phillipson, (2002) menyusun suatu metode
yang tidak linier yang mendorong dikembangkannya suatu model baru yang
berorientasi pada proses inkuir sains (scientific inquiry) dan lebih
memuaskan dibandingkan metode ilmiah yang dikenal selama ini yang disebut
inkuiri.
Inquiry wheel merupakan pengembangan dari hasil penelitian yang terpisah Harwood,
Reiff, dan Philipson, (2002) mengenai
konsep inkuiri sains yang dimiliki oleh ilmuwan. Inquiry wheel muncul dari analisis terhadap kumpulan deskripsi para
ilmuwan berkenaan dengan cara mereka “melakukan” sains. Inquiry wheel disusun dengan pertanyaan sebagai pusat dan beberapa aktivitas yang melingkari
pertanyaan serta khusus digunakan peneliti-peneliti pada jalur inkuiri.
Gambar Skema Model Inquiry Wheel ( Harwood,
2004 )
Model
Pembelajaran inquiry wheel Reiff, R., W.S.
Harwood., dan T. Phillipson, (2002: 10).
Inquiri wheel dapat pula
dipandang sebagai serangkaian langkah yang memberikan respon terhadap
pertanyaan dan menghasilkan pertanyaan baru.
Pertanyaan tersebut beserta jawabannya akan mendorong dilakukannya suatu
penyelidikan kembali. Dengan model ini, peneliti mempunyai fleksibilitas dalam
penyusunan pertanyaan pada setiap langkah dan memperbaikinya pada langkah
tertentu bila dibutuhkan. Panah ganda dalam
model ini menggambarkan proses sains secara lebih baik dibandingkan dengan
daftar standar yang biasa ditemukan dalam berbagai buku teks.
Dengan
model inquiry wheel, para ilmuwan
dapat memulai penyelidikan dari aktivitas manapun seperti “roda”. Para ilmuwan
menjelaskan bahwa proses pengulangan aktivitas juga merupakan bagian penting
dalam proses inkuiri sains. Inquiri wheel
memperlihatkan sifat yang dinamis pada pengulangan aktivitas dan penyusunan
pertanyaan selama proses penyelidikan.
Terdapat
sepuluh aktivitas dalam model Inquiri
wheel yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pertanyaan umum (Ask questions),
aktivitas pertama ini diletakan pada bagian tengah karena mengajukan pertanyaan
umum dan merupakan pertanyaan yang bersifat divergen sebagai ciri utama dari
inkuiri sains.
2)
Merumuskan masalah (Define the problem), aktivitas ini
membatasi area yang akan di teliti dan bersifat konvergen.
3) Mengajukan
pertanyaan (Form the question),
merupakan aktivitas dalam penyusunan pertanyaan yang dapat menuntun kita pada
penelitian (termasuk proses konvergen).
4) Mencari informasi dari literatur (Investigate the known),
pada aktivitas ini kita mencari buku-buku atau artikel-artikel yang sesuai
dengan area yang kita teliti. Aktivitas ini berjalan sepanjang proses inkuiri
sains.
5) Merumuskan
hipotesis (Articulate an expectation),
pada aktivitas ini kita membuat perkiraan mengenai penelitian yang dilakukan.
Aktivitas ini serupa dengan menyusun hipotesis. Hipotesis yang disusun
berbentuk pertanyaan “jika…maka…”.
6)
Melakukan percobaan (Carry out the study), secara
tekhnik aktivitas ini merupakan aktivitas yang paling banyak mencakup
langkah-langkah, yaitu: memilih
pertanyaan yang akan diselidiki, menyiapkan alat dan bahan serta pengumpulan
data.
7) Menginterpretasikan
hasil percobaan (Interpret the result), data dapat
diperoleh berbagai bentuk bergantung pada jenis penelitian. Data yang diperoleh
tersebut harus diyakini kebenarannya.
8) Menyebutkan bukti-bukti hasil percobaan (Reflect on the findings),
pada aktivitas ini diperlukan waktu untuk merenungkan arti dari data yang diperoleh.
9) Mengkomunikasikan temuan (Communicate with others),
setelah penelitian selesai maka hasilnya di komunikasikan baik secara tertulis
maupun secara verbal kepada ilmuwan lain dan masyarakat.
10) Mengamati (Make observations),
pengamatan dapat menjadi awal dari proses inkuiri namun pengamatan juga dapat
terjadi selama melakukan aktivitas carry
out the study dan investigate the
known.
Dalam model ini aktivitas yang dilakukan tidak
terpaku pada serangkaian pola yang disebut sebagai “good science”. Aktivitas
tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan pola pergerakannya disesuaikan
dengan apa yang akan dilakukan.
Daftar Pustaka
Arifin, Mulyati. DKK. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia.
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hassard, J. 2000. Minds On Science. [Online].
Tersedia: http//scied.gsu/Hassard/mos/chapter 7.html [30 Agustus 2006]
Reiff, R. W. S. Harwood dan T. Philipson. 2002. A Scientife
Method Based Upon Research Scientists’ Conceptions of Scientific Inquiry .
Daftar Pustaka tidak Lengkap
BalasHapusTulsan copy paste dari skripsi
Daftar Pustaka tidak Lengkap
BalasHapusTulsan copy paste dari skripsi