Belajar
menurut Gagne merupakan kegiatan yang kompleks, di mana setelah belajar tidak
hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, akan tetapi siswa
harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya karena
belajar proses kognitif. Hal ini juga sejalan dengan apa yang diungkapkan Syah
(2008: 89) bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan atau keluarganya sendiri.
Menurut
Ausubel, Novak, dan Hanesian (1978), ada dua jenis belajar: (1) belajar
bermakna (meaningful learning) dan (2)
belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana informasi baru
dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang
sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan
fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi melalui belajar
konsep, dan perubahan struktur konsep yang telah ada, yang akan mengakibatkan
pertumbuhan dan perubahan struktur yang telah dipunyai si pelajar (Paul:
1997:54).
Atas
dasar teori Ausubel, Novak mengemukakan gagasan peta konsep yang menyatakan
hubungan antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi untuk menolong
guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar
bermakna dapat berlangsung, untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep pada
siswa dan untuk menolong para siswa memepelajari cara belajar (Dahar,
1996:115).
Selaras
apa yang dikatakan Yamin (2008:144), serang teoriwan bernama Novak (1985)
menulis sebuah buku berjudul Learning how to learns, di dalamnya menjelaskan
tentang suatu bentuk bantuan kepada siswa-siswa untuk mengembangkan pikirannya
melalui belajar peta konsep (concept map).
Peta konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara
konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Peta konsep yang dikembangkan
oleh seseorang akan tidak sama dengan peta konsep yang dikembang oleh orang
lain, sebab dalam pikiran seseorang akan banyak konsep-konsep itu yang akan
kita tuangkan secara individu.
Menurut
Ausubel (dalam Paul, 1997: 54), seseorang belajar dengan mengasosiasikan
fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya. Teori belajar bermakna
Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok kontruktivisme. Keduanya menekankan
pentingnya belajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru
ke dalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya
asimilasi pengalaman baru ke dalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai
siswa. Keduanya mengandaikan bahwa dalam proses belajar itu siswa aktif.
Gambar David Ausubel
Daftar Pustaka
Ratna Wilis Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar.
Jakarta : Erlangga.
Paul Suparno.
1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius.
Muhibbin
Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Martinis Yamin. 2009. Paradigma Pendidikan
Kontruktivistik. Jakarta: Gaung Persada.
0 komentar :
Posting Komentar
Ikutlah Berpartisipasi di www.RofaYuliaAzhar.com. Cukup dengan Memberikan Tanggapan atas Artikel Kami. Agar Kami dapat Meningkatkan Kualitas Artikel yang Kami Buat